Minggu, Januari 04, 2009

Statistik Jemaat HKBP

STATISTIK JEMAAT HKBP
By : St. Maludin Sitanggang / Bulir Sesawi.

1. PENDAHULUAN
Pertama saya mengucapkan Selamat Tahun Baru, Selamat Tahun Diakonia Buat seluruh anggota Jemaat HKBP. Almanak HKBP 2009 tekah beredar dan dilengkapi dengan berbagai informasi yang cukup untuk diketahui jemaat HKBP.

2. DATA JEMAAT
Penulis hanya memberikan masukan, khususnya Kepala Biro Jemaat dan Kepala Balitbang, serta pimpinan HKBP.
a. Tahun 2010 telah dicanangkan sebagai tahun Sekretariat, dan Tahun 2011 tahun Jubelium HKBP.
b. Tentu untuk tahun 2010, sudah tertata dan terdata Jemaat HKBP. Artinya sudah diketahui berapa jumlah Bapak, Parompuan, Remaja, Naposobulung, Anak Sekolah Minggu, serta masing-masing berapa laki-laki dan perempuan. Saya sebagai peneliti melihat begitu banyaknya yang kosong STATISTIK JEMAAT setiap Ressort tersebut. Dan dalam satu Distrik mungkin ada yang sama sekali tidak terdata JUMLAH anggota Jemaatnya.
c. Pada Ressort tertentu, data jemaat yang ditampilkan adalah data tahun 2001, dan bahkan sudah ada yang menampilkan tahun 2008. Artinya Puji Tuhan masih ada kemauan untuk mendata/menata dan melaporkannya ke HKBP.

3. SOLUSI
Untuk mendata dan menata statistik Jemaat HKBP, penulis menawarkan beberapa solusi sebagai berikut :
a. Ada perintah langsung kepada setiap Pimpinan Jemaat HKBP. Dalam hal ini pimpinan jemaat tersebut memerintahkan kepada para Sintua Lunggu/Wijk untuk mendata Jemaatnya.
b. Pimpinan Jemaat melaporkan ke Ressort, ke Distrik dan seterusnya.
c. Seharusnya ada kontrak kerja kepada Pimpinan Jemaat, Pendeta Ressort dan Praeses, serta struktural lainnya. Janganlah jabatan itu menurut periode. Dalam hal ini periode Pimpinan 4 tahun, Pendeta bertugas 6 tahun dalam satu gereja dan dapat diperpangjang satu kali. Periode ini adalah saya sebut JATAH. Bisa jadi kalau periode adalah jatah, maka Pendeta yang ditempatkan tersebut tidak akan berkreasi. Bisa jadi Pendeta tersebut mencari amannya saja. Seandainya penempatan struktural tersebut adalah untuk mencapai TARGET, maka HKBP cepat berkembang. Kalau pimpinan memberikan target kwalitas tertentu kepada Pendeta yang menduduki suatu jabatan, maka bisa diganti kapan saja jika target tidak dapat dicapai. Khusus Statistik Jemaat, penulis menganggapnya tidak sulit, karena sudah pernah melakukannya dan sudah mengkader beberapa majelis.

4. KOMENTAR
Pimpinan HKBP tertinggi sampai dengan terendah, harus mempunyai komitmen dalam memajukan tugasnya. Janganlah sedikit-sedikit menanya dan menunggu laporan saja. Janganlah duduk manis di kantor menunggu laporan. Harus ada cek dan ricek terhadap tugas yang diterima dan yang diberikan.
Terimakasih, jika ada kekeliruan, mohon koreksi, Tuhan memberkati.


St. Maludin Sitanggang

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Terimakasih atas komentarnya amang, saya senang sekali. Mari kita benahi lambat laun
Tuhan memberikati HKBP kita.

Pdt. Pahala Simanjuntak, M.Th.

Anonim mengatakan...

Amang Sitanggang,
terima kasih telah mem-post-kan “keluhan” bapak di blog ini, saya gembira ternyata masih begitu banyak ruas/sintua yang berlatar belakang sebagai peneliti tertarik untuk membahas tentang jemaat gereja HKBP nabolon i.
saya secara pribadi menghaturkan pernghargaan kepada amang, semoga tidak berhenti disini saja, karena banyak yang masih harus dikerjakan kedepan, setelah “boan sada nari”, maka sekarang gilirannya bagaimana men”jaya”kan jemaat. ibarat burung “liar” yang sudah tertangkap dalam sangkar, sebaiknya diberi pengertian, terlebih kebutuhan rohani dan jasmaninya, agar dia “jaya” dan tidak melirik kemana mana lagi.
saya khawatir jika hal ini dibebankan kepada pejabat-pejabat hkbp di pearaja, mereka tidak akan mampu untuk melakukannya sendiri/bersama (baca:hanya mereka). maka peran serta jemaat/sintua seperti amang sitanggang sangat dibutuhkan.
jayalah hkbp,
bj

HKBP Jambi

Anonim mengatakan...

amang sintua nami,
dari penjelasan amang bahwa sebenarnya kami ruas ini adalah sudah tepat dalam perilaku kami. kami sangat menghormati sintua, uluan sekalian. kapan kami diperintah untuk memberikan sesuatu, kami sudah lakukan itu dengan gembira, mungkin kadang ada juga sebahagian kecil yang ber sungut sungut.
kami mau amang, kami suka, kalau administrasi baik maka hasilnya juga akan baik. tapi dalam benak saya mengatakan bahwa semua pengurus, parhalado, pandita sampai ke ephorus itu adalah orang orang pintar dan telah lulus seleksi dalam banyak hal. tidak mungkin mereka tidak mengerti akan hal ini, maka kadang ada sedikit timbul pemikiran negatif saya kalau sudah terbentur tanpa pemecahan.
“kalau bisa diper-rumit, ngapain diper-mudah??”.

tapaima ma generasi nanaeng ro, anggiat boi taida songon na tapikkir i amang. tapi tetap semangat, semangat itu adalah bibit yang sekaligus berubah menjadi buah.
horas,
bj
HKBP Jambi

BULIR SESAWI mengatakan...

Terimakasih atas tanggapannya.
Sebenenarnya perlu legalitas dari pimpinan. Ada surat perintah kepada setiap Uluan untuk mendata jemaatnya. Masalahnya yang saya lihat, uluan di gereja itu kebanyakan cari selamat saja. Sintua itu tidak sulit untuk ditugaskan mendata jemaat di wijk/wilayahnya. Buktinya, waktu saya masih calon sintua dapat melobi temen-temen sintua untuk mendata jemaat di wilayahnya masing-masing. Bahkan saya minta setiap jemaat untuk diambil foto sekeluarga di gereja, ternyata yang belum mendapat kesempatan difoto untuk statistik jemaat malah mencari saya supaya difoto. Sehingga baru saat itu ada data jemaat di tempat saya melayani. Kemudian setelah saya membuka pagaran, sintua di gereja tersebut sudah terbiasa untuk mendata jemaat.
Masalahnya bagaimana kita berdiakonia kedalam jika ruasnya sendiri tidak diketahui. Mauliate.