Rabu, Desember 31, 2008
Selasa, Desember 30, 2008
Salam Diakonia
Kepada : St. Maludin Sitanggang.
Salam sejahtera, salam diakonia,
Kasih Tuhan kiranya memberi kekuatan kepada kita semua untuk memasuki tahun 2009 yang penuh tantangan dan pengharapan.
Mohon maaf karena saya pada tahun-tahun yang lalu tidak memberi respon terhadap berbagai komentar tentang tulisan saya mempersiapkan diri memasuki Jubileum 150 tahun . Tahun depan adalah tahun diakonia. Themanya diambil dari Jeremia 29.7, usahakan dan doakanlah kesejahteraan kota kemana kamu aku buang, sebab kesejahteraan mereka adalah kesejahteraanmu. Marilah kita memulai pradigma pemahaman kita tentang gereja dengan mengedepankan terlebih dahulu usaha dan doa kesejahteraan jemaat, masyarakat dan bangsa, agar dengan demikian kita menjadi sejahtera, gereja menjadi sejahtera. Ditengah tantangan krisis ekonomi golbal, kiranya bangsa kita ini perlu didukung, dimotivasi dan didoakan agar lebih yakin pada konsep kemandirian ekonomi rakyatnya, mensejahterakan masyarakatnya, ketimbang harus tergantung pada dunia luar. Kini dengan terjadinya krisis global, bangsa kita sedang diuji, apakah ekonomi kerakyatan memiliki ketangguhan dibandingkan dengan ekonomi konglomerasi, apalagi ekonomi yang ternagtung pada liberalisasi privatisasi dan individualisasi.
Saya harap tolong agar dibaca blog saya di www.nelsonsiregar.wordpress.com
Tuhan memberkati anda semua.
Pdt Nelson Siregar
Salam sejahtera, salam diakonia,
Kasih Tuhan kiranya memberi kekuatan kepada kita semua untuk memasuki tahun 2009 yang penuh tantangan dan pengharapan.
Mohon maaf karena saya pada tahun-tahun yang lalu tidak memberi respon terhadap berbagai komentar tentang tulisan saya mempersiapkan diri memasuki Jubileum 150 tahun . Tahun depan adalah tahun diakonia. Themanya diambil dari Jeremia 29.7, usahakan dan doakanlah kesejahteraan kota kemana kamu aku buang, sebab kesejahteraan mereka adalah kesejahteraanmu. Marilah kita memulai pradigma pemahaman kita tentang gereja dengan mengedepankan terlebih dahulu usaha dan doa kesejahteraan jemaat, masyarakat dan bangsa, agar dengan demikian kita menjadi sejahtera, gereja menjadi sejahtera. Ditengah tantangan krisis ekonomi golbal, kiranya bangsa kita ini perlu didukung, dimotivasi dan didoakan agar lebih yakin pada konsep kemandirian ekonomi rakyatnya, mensejahterakan masyarakatnya, ketimbang harus tergantung pada dunia luar. Kini dengan terjadinya krisis global, bangsa kita sedang diuji, apakah ekonomi kerakyatan memiliki ketangguhan dibandingkan dengan ekonomi konglomerasi, apalagi ekonomi yang ternagtung pada liberalisasi privatisasi dan individualisasi.
Saya harap tolong agar dibaca blog saya di www.nelsonsiregar.wordpress.com
Tuhan memberkati anda semua.
Pdt Nelson Siregar
Senin, Desember 29, 2008
Punguan Sitanggang Boru Bere Serpong
Konsep dan acara ini dibuat oleh : St. Maludin Sitanggang. / Bulir Sesawi
Senin, Desember 22, 2008
Acara Natal
NATAL 24 DESEMBER 2008
Acara Natal ini dikonsep dan disusun Oleh : St. Maludin Sitanggang
NATAL II
Kebaktian Natal II HKBP Cisauk Ressort Serpong diadakan pada :
Hari : Jumat, 26 Desember 2008
Pukul : 19.30 WIB
Tempat : Rumah St. Ir. Maludin Sitanggang, M.Sc.
Alamat : Kompleks LAPAN Blok A. No. 19 Rumpin Bogor.
Acara : Kebaktian, Koor Ama, Koor Parompuan, Vocal Group Remaja dan Naposobulung.
Tuhan Memberkati.
Acara Natal ini dikonsep dan disusun Oleh : St. Maludin Sitanggang
NATAL II
Kebaktian Natal II HKBP Cisauk Ressort Serpong diadakan pada :
Hari : Jumat, 26 Desember 2008
Pukul : 19.30 WIB
Tempat : Rumah St. Ir. Maludin Sitanggang, M.Sc.
Alamat : Kompleks LAPAN Blok A. No. 19 Rumpin Bogor.
Acara : Kebaktian, Koor Ama, Koor Parompuan, Vocal Group Remaja dan Naposobulung.
Tuhan Memberkati.
Minggu, Desember 21, 2008
Komentar-ku
Sudah tepatlah HKBP mengadakan rapat seefektif mungkin. Diluar negeri/di Negara maju, rapat puncak seperti ini sudah tinggal pengesahan saja. Sebelumnya tentu sudah dilakukan lobi-lobi terhadap peserta yang ikut rapat. Kalau pembahasan dalam rapat dimulai dari awal lagi, sudah bisa dibayangkan bagaimana pimpinan itu menerima dan menyimpulkan begitu banyak pendapat. Saya setuju bahwa HKBP sudah maju selangkah, sudah bisa melihat keefektipan waktu, tenaga, dan biaya. Yakinlah apalagi pembahasan anggaran pasti lebih banyak komentarnya, dan kadang tidak masuk akal. Mungkin para anggota MPS sudah membawa beribu argumen yang dititipkan Sintua dan ruas HKBP. Apa enggak pusing pimpinan rapat nantinya. Malah saya sarankan sebelumnya supaya rapat puncak itu dikurangi saja waktunya dari 3 hari menjadi satu hari saja. Tapi yang terlaksana secara efektif 4 jam. Puji Tuhanlah. Kita harus bisa berlega hati. Saya ulangi kalau semua utusan MPS memberikan masukan yang harus disampaikan dalam rapat, apa jadinya? Mungkin kita akan mengatakan pimpinan itu tidak bisa mengefektipkan waktu sidang. Mari kita sama-sama mengurangi dampak pendapat-pendapat teman kita yang kurang puas tersebut. Selamat buat HKBP, dan Selamat Natal 2008 dan Tahun Baru 2009. (stgmaludin@yahoo.co.id., Bulir Sesawi, St. Maludin Sitanggang)
Senin, Desember 15, 2008
Kasih Butuh Pengorbanan
Dikhotbahkan di Kebaktian Keluarga HKBP Cisauk Oleh : St. Maludin Sitanggang
"1 Johannes 3 : 11-15"
11. Ai on do barita na binegemuna sian mulana; Ingkon marsihaholongan hita. (Joh.13:34, Joh.15:12,13,17).
12. Unang ma songon si Kain, ai sian hajahaton do ibana, gabe dibunu do anggina (Abel). Dia do Alana, umbahen na dibunu? Ala na jahat do ulaonna; alai tigor do ulaon ni angina.
13. Unang ma longang rohamuna angka dongan, molo dihosomi portibion hamu.
14. Taboto do, naung taripar hita sian hamatean tu hangoluan, ala tahaholongi angka dongan; Na so parholong ni roha, mian do dibagasan hamatean.
15. Sibunu jolma ganup na hosom roha di donganna; jala diboto hamu do, na so mian hangoluan salelenglelengna di nasa dibunu jolma.
Tudosan :
1. Naposo na manungkun umur ni anak boru
2. Ina-ina na merasa pantas sian pengantin
Kata kata Kasih dalam Alkitab = 457 kata
Katakata Kain = 19
Katakata Habel = 12
Pemakaian katakata kasih/Holong digunakan pada :
a. Patik Ni Debata dibagasan Lapatanna ; Ingkon dihabiari rohanta Debata jala ingkon holong rohanta di Ibana
b. Pada hari Valentine/Kasih Sayang
c. Ulos Holong
d. Dll
Kasih manusia yang adalah kasih Filia dibedakan menjadi 3 kategori yaitu karena saling menguntungkan, karena saling menyenangkan, mengaggumi. kita melakukan kasih KARENA kita… , kita melakukan kasih SUPAYA kita…, kita melakukan kasih ASAL kita…,
jadi secara gampang manusia melakukan kasih tidak 100 % tulus, berbeda dengan Allah dalam wujud penyataanNya menjadi manusia, DIA mengasihi bukan KARENA kita…, DIA mengasihi bukan SUPAYA kita…, DIA mengasihi bukan ASAL kita…,
“Kamu telah mendengar firman: Kasihilah (AGAPE) sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah (AGAPE) musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Matius 5 : 43 - 44
Pembahasan Jenis kasih tidak hanya terbatas menjadi Kasih AGAPE, dan Kasih FILIA melainkan , ada Kasih EROS dan Kasih STORGE. Kasih Eros adalah kasih yang dikarenakan hawa nafsu hanya karena rasa ingin memiliki roman picisan belaka. Kasih STORGE adalah kasih orang tua kepada anak, yang dikarenakan karena rasa afeksi keturunan saja. Pada saat yang serba modern ini kasih EROS dan STORGE sering disalah gunakan, kasih eros hanya merupakan wujud rasa romantika yang sensual dan sekejap. Kasih storge digambarkan menjadi suatu kelaziman dan merupakan hal yang alami bukan sesuatu yang luar biasa. Kasih EROS (nafsu) dan STORGE (orangtua) hanya merupakan bagian dari kasih FILIA (sesama manusia) dan tidak menjadi bagian dari kasih AGAPE (Allah) yang ditransformasikan melalui wujud Yesus putra Allah yang tunggal. Allah mengasihi manusia bukan karena nafsi sesaat atau rasa ingin memiliki, bukan juga hanya karena kewajiban dan suatu kegiatan yang alami tetapi DIA adalah kasih itu sendiri bahkan DIA rela mengasihi kita hingga sakit. Masih belum percaya ? lihatlah kayu salib dan lihatlah tubuhNya yang tergantung melambangkan KASIH yang tercurah untuk manusia kita.
Pesan Ayat per ayat
11. Ai on do barita na binegemuna sian mulana; Ingkon marsihaholongan hita. (Joh.13:34, Joh.15:12,13,17).
Marojahan tu patik ni Kristus do ayat on, i ma patik asa masihaholongan songon holong ni Kristus di hita. Kristus do mangalehon patik on tu ganup na mangihuthon Ibana. Asa manang ise na mangihuthon Ibana ingkon radotanta do holong ni roha maradophon dongan. Jala ayat 11 on patuduhon pangarimpunan ni patik na leleng i (5 Musa 6 : 5; 3 Musa 19: 18) tu patik na imbaru, ima mangkaholongi Debata dohot mangkaholongi dongan jolma. Ido pangarimpunan ni patik dohot pangajarion ni angka panurirang sian mulana.
12. Unang ma songon si Kain, so marholong ni roha.
Johanes mambaen tudosan si Kain na maralo tu holong ni roha, ima mangulahon na jahat mamunu angina. Hosom dohot sogo ni roha, ido parbue ni naso mangulahon na denggan na manghorhon tu hamatean ni dongan. Alai ndada holan tu dongan, dohot do tu diriniba sandiri songgop hamatean i molo hinosoman dongan. Nang pe marhahamaranggi si Kain dohot si Abel, alai ala so holong roha ni si Kain tu angina, gabe mampu do ibana mamunu angina i nangpe tigor diula angina. Unang ma hita songon si Kain ninna si Johannes di son. Holong ni roha do patauhon hita patupa ulaon na denggan tu dongan huhut margogoihon hita pasiding hosom dohot sogo ni roha.
13.14. Hosom mamboan tu hamatean, alai holong mamboan tu hangoluan.
Dua pangalaho na maralo dison di patudu si Johannes, ima hosom ni roha dohot holong ni roha, hamatean dohot hangoluan. Songon si Kain namamunu anggina ala hosom rohana, songoni do dipatudos si Johannes portibion manghosomi halak na porsea. Dihasogohon portibion on do haporseaon tu Tuhan Jesus na tarsilang i, ai hira bura do silang i dietong portibion, ai pingkiran do dipangasahon mangatusi silang i, ndada haporseaon. Hape sian i do ro haluaon. Marasing do pangalaho ni portibion tu pangalaho ni angka na porsea. Pangalaho portibion ima lomo ni roha ni daging, hagiot ni roha, kesombongan, dna.
15. Molo tung dihosomi portibion pe hita, ndang porlu hita mamalos i marhite marhite hosom, ai dos namamunu do i molo ni hosoman dongan di portibion. Alai sabalikna porlu do hita berkorban manghophop dongan asa taruli dongan i diholong ni roha ni Debata.
Kesimpulan Dalan laho mamboto poda na sintong dohot na lipe, adong 3, ima :
a. Pangalaho/modal siganup ari. “Parholong roha do Debata, jala na targoar anak ni Debata, ima namarholongni roha tu donganna. Manang ise na so marholong ni roha tu donganna ima na mian dibagasan dosa, jala ndang targoar ibana anak ni Debata.
b. Ngolu parsaoran (sosial). Manang ise na tubu sian Debata, denggan do parsaoranna tu donganna jolma. Alai manang ise na sian si bolis, ndang denggan parsaoranna dohot donganna jolma. Roha parhosom, pangiburuon dohot ragam hajahaton, ido najumpang dingolu nasida.
c. Sintong Haporseaonna tu Jesus Kristus. Manang ise tubu sian Debata, ima namananda jala namnghaporseai Jesus na gabe Kristus, Debata na gabe jolma, gabe anak ni Debata. Alai angka na so tubu sian Debata, ima naso mananda jala na so marhatopothon naung gabe jolma Debata di bagasan Jesus Kristus.
Molo mangolu hita di bagasan Debata, ndang olo be hita membandingbandingkan, mangareherehei dohot paroahon hurianta tu huria na asing ( 1 Kor.12 : 12-27). Amin.
"1 Johannes 3 : 11-15"
11. Ai on do barita na binegemuna sian mulana; Ingkon marsihaholongan hita. (Joh.13:34, Joh.15:12,13,17).
12. Unang ma songon si Kain, ai sian hajahaton do ibana, gabe dibunu do anggina (Abel). Dia do Alana, umbahen na dibunu? Ala na jahat do ulaonna; alai tigor do ulaon ni angina.
13. Unang ma longang rohamuna angka dongan, molo dihosomi portibion hamu.
14. Taboto do, naung taripar hita sian hamatean tu hangoluan, ala tahaholongi angka dongan; Na so parholong ni roha, mian do dibagasan hamatean.
15. Sibunu jolma ganup na hosom roha di donganna; jala diboto hamu do, na so mian hangoluan salelenglelengna di nasa dibunu jolma.
Tudosan :
1. Naposo na manungkun umur ni anak boru
2. Ina-ina na merasa pantas sian pengantin
Kata kata Kasih dalam Alkitab = 457 kata
Katakata Kain = 19
Katakata Habel = 12
Pemakaian katakata kasih/Holong digunakan pada :
a. Patik Ni Debata dibagasan Lapatanna ; Ingkon dihabiari rohanta Debata jala ingkon holong rohanta di Ibana
b. Pada hari Valentine/Kasih Sayang
c. Ulos Holong
d. Dll
Kasih manusia yang adalah kasih Filia dibedakan menjadi 3 kategori yaitu karena saling menguntungkan, karena saling menyenangkan, mengaggumi. kita melakukan kasih KARENA kita… , kita melakukan kasih SUPAYA kita…, kita melakukan kasih ASAL kita…,
jadi secara gampang manusia melakukan kasih tidak 100 % tulus, berbeda dengan Allah dalam wujud penyataanNya menjadi manusia, DIA mengasihi bukan KARENA kita…, DIA mengasihi bukan SUPAYA kita…, DIA mengasihi bukan ASAL kita…,
“Kamu telah mendengar firman: Kasihilah (AGAPE) sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah (AGAPE) musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Matius 5 : 43 - 44
Pembahasan Jenis kasih tidak hanya terbatas menjadi Kasih AGAPE, dan Kasih FILIA melainkan , ada Kasih EROS dan Kasih STORGE. Kasih Eros adalah kasih yang dikarenakan hawa nafsu hanya karena rasa ingin memiliki roman picisan belaka. Kasih STORGE adalah kasih orang tua kepada anak, yang dikarenakan karena rasa afeksi keturunan saja. Pada saat yang serba modern ini kasih EROS dan STORGE sering disalah gunakan, kasih eros hanya merupakan wujud rasa romantika yang sensual dan sekejap. Kasih storge digambarkan menjadi suatu kelaziman dan merupakan hal yang alami bukan sesuatu yang luar biasa. Kasih EROS (nafsu) dan STORGE (orangtua) hanya merupakan bagian dari kasih FILIA (sesama manusia) dan tidak menjadi bagian dari kasih AGAPE (Allah) yang ditransformasikan melalui wujud Yesus putra Allah yang tunggal. Allah mengasihi manusia bukan karena nafsi sesaat atau rasa ingin memiliki, bukan juga hanya karena kewajiban dan suatu kegiatan yang alami tetapi DIA adalah kasih itu sendiri bahkan DIA rela mengasihi kita hingga sakit. Masih belum percaya ? lihatlah kayu salib dan lihatlah tubuhNya yang tergantung melambangkan KASIH yang tercurah untuk manusia kita.
Pesan Ayat per ayat
11. Ai on do barita na binegemuna sian mulana; Ingkon marsihaholongan hita. (Joh.13:34, Joh.15:12,13,17).
Marojahan tu patik ni Kristus do ayat on, i ma patik asa masihaholongan songon holong ni Kristus di hita. Kristus do mangalehon patik on tu ganup na mangihuthon Ibana. Asa manang ise na mangihuthon Ibana ingkon radotanta do holong ni roha maradophon dongan. Jala ayat 11 on patuduhon pangarimpunan ni patik na leleng i (5 Musa 6 : 5; 3 Musa 19: 18) tu patik na imbaru, ima mangkaholongi Debata dohot mangkaholongi dongan jolma. Ido pangarimpunan ni patik dohot pangajarion ni angka panurirang sian mulana.
12. Unang ma songon si Kain, so marholong ni roha.
Johanes mambaen tudosan si Kain na maralo tu holong ni roha, ima mangulahon na jahat mamunu angina. Hosom dohot sogo ni roha, ido parbue ni naso mangulahon na denggan na manghorhon tu hamatean ni dongan. Alai ndada holan tu dongan, dohot do tu diriniba sandiri songgop hamatean i molo hinosoman dongan. Nang pe marhahamaranggi si Kain dohot si Abel, alai ala so holong roha ni si Kain tu angina, gabe mampu do ibana mamunu angina i nangpe tigor diula angina. Unang ma hita songon si Kain ninna si Johannes di son. Holong ni roha do patauhon hita patupa ulaon na denggan tu dongan huhut margogoihon hita pasiding hosom dohot sogo ni roha.
13.14. Hosom mamboan tu hamatean, alai holong mamboan tu hangoluan.
Dua pangalaho na maralo dison di patudu si Johannes, ima hosom ni roha dohot holong ni roha, hamatean dohot hangoluan. Songon si Kain namamunu anggina ala hosom rohana, songoni do dipatudos si Johannes portibion manghosomi halak na porsea. Dihasogohon portibion on do haporseaon tu Tuhan Jesus na tarsilang i, ai hira bura do silang i dietong portibion, ai pingkiran do dipangasahon mangatusi silang i, ndada haporseaon. Hape sian i do ro haluaon. Marasing do pangalaho ni portibion tu pangalaho ni angka na porsea. Pangalaho portibion ima lomo ni roha ni daging, hagiot ni roha, kesombongan, dna.
15. Molo tung dihosomi portibion pe hita, ndang porlu hita mamalos i marhite marhite hosom, ai dos namamunu do i molo ni hosoman dongan di portibion. Alai sabalikna porlu do hita berkorban manghophop dongan asa taruli dongan i diholong ni roha ni Debata.
Kesimpulan Dalan laho mamboto poda na sintong dohot na lipe, adong 3, ima :
a. Pangalaho/modal siganup ari. “Parholong roha do Debata, jala na targoar anak ni Debata, ima namarholongni roha tu donganna. Manang ise na so marholong ni roha tu donganna ima na mian dibagasan dosa, jala ndang targoar ibana anak ni Debata.
b. Ngolu parsaoran (sosial). Manang ise na tubu sian Debata, denggan do parsaoranna tu donganna jolma. Alai manang ise na sian si bolis, ndang denggan parsaoranna dohot donganna jolma. Roha parhosom, pangiburuon dohot ragam hajahaton, ido najumpang dingolu nasida.
c. Sintong Haporseaonna tu Jesus Kristus. Manang ise tubu sian Debata, ima namananda jala namnghaporseai Jesus na gabe Kristus, Debata na gabe jolma, gabe anak ni Debata. Alai angka na so tubu sian Debata, ima naso mananda jala na so marhatopothon naung gabe jolma Debata di bagasan Jesus Kristus.
Molo mangolu hita di bagasan Debata, ndang olo be hita membandingbandingkan, mangareherehei dohot paroahon hurianta tu huria na asing ( 1 Kor.12 : 12-27). Amin.
Advent-2
Dikhotbahkan di HKBP Cisauk Pada Minggu Adven-2, 07 Desember 2008. Oleh St. Maludin Sitanggang
“2 PETRUS 3 : 11 – 14”
11. Antong, anggo marsasar do hape saluhutna on, nda lam sumurung ma parange na badia dohot hadaulaton
12. Ni angka na paimaimahon jala mangkasiholi haroro ni ari ni Debata, di na masarsar langit i disoksohi, jala malala tartutung do angka sisiasiana!
13. Alai na maimaima do hita di langit na imbaru dohot di tano na imbaru, inganan ni hatigoran i, hombar tu bagabaga na.
14. Dibahen i, hamu angka haholongan, anggo i di paimaima hamu, ringkoti hamu ma, asa didapot Ibana hamu so martihas, so hasurahan, di bagasan dame!.
Bahasa Indonesianya
11. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur, secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup.
12. Yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya.
13. Tetapi sesuai dengan janjiNya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, dimana terdapat kebenaran.
14. Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia.
2 Petrus 3 gumodang patoranghon angka na masa di ari parpudi i, ima angka parhata insakinsak, namangoloi angka hisap-hisapna sandiri. Sada pokok masalah ima : “Di dia do harorona, na taparbagabaga i?. Ai dung monding angka amanta manang generasi tua, hot do saluhutna songon i. Dung monding angka pahlawan-pahlawan songon na di buku sejarah, hot do udeanna, malah taboto tetap do di papugar-pugar. Dung monding angka ompung ta, dohot dope hita panangkok saring-saringna tu tampak batu na pir. Sude naung monding i, ndang adong perubahan. Sementara setiap jamita mandok nunga donok ari ni Tuhan i.
Taringot tu si dialusi si Petrus, 1). Asing do ariari ni jolma sian Debata, ai sada ari do di Tuhan i songon saribu taon, jala saribu taon songon sadari. 2). Ndang dipagale ari-Na i (lalai), alai dipalambas rohaNa asa sanga muba sude jolma, asa unang adong na mago. Alai na pasti ingkon ro do ariNa i, jala salpu (masarsar) do na di portibion.
Hata masarsar, Somal do tabereng, molo naeng pauli manang merehab jabu, manang gedung, laho mambaen tu na lebih denggan : Sarsaran manang dihancurhon sude jabu i. Baru dipillit dia do na boi dope dipergunahon, mungkin bosina, sedangkan puing berupa batu, dipangke laho mambaen pondasi. Alai angka puing-puing na asing songon hau naung lapuhon, dibuang do i, manang dibakar, ala so boi be dipergunahon. Baru dibangun ma jabu na imbaru, na denggan jala Asri.
Boi do tabayanghon, molo manarsar jabu hita, molo menghancurkan sesuatu hita, na mura do, alai paulihon do na maol, butuh biaya dll. Porlu taboto, manarsarhon, belum tentu laho manegai secara permanen, alai asa adong do na imbaru. Boi do sarsaron gedung, alai adong tujuan laho paturehon tu lebih denggan.
Prikop jamita di minggu adven-2 on, “Pangalaho na tama, managam Tuhan i”.
11. Antong, anggo marsasar do hape saluhutna on, nda lam sumurung ma parange na badia dohot hadaulaton ni angka na paimaimahon jala mangkasiholi haroro ni ari ni Debata, di na masarsar langit i disoksohi, jala malala tartutung do angka sisiasiana!
Masarsar langit i disoksohi, jala malala tartutung do angka sisiasiana (langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya). Pada masa sebelumnya kita tau bahwa didalam sejarah Alkitab tertulis KEMUSNAHAN SODOM DAN GOMORA, UHUMAN AEK NA SUMAR, DOHOT UHUMAN TU JOLMA NA PAJONGJONG MENARA BABEL. Disini terjadi hubungan sebab akibat antara perbuatan manusia dohot tindakan ni Debata. Sude i akibat tindakan manusia yang betul-betul maralo tu lomo ni roha ni Debata. Tindakan negatip ni jolma boi do mengundang reaksi negatip ni Debata, jala tindakan positip (na denggan) ni jolma boi do mengundang tindakan na positip sian Debata. Jadi sude parange na badia, ngolu na so hasurahan, naso martihas, boi do dohonon pangalaho na positip sian jolma i, na mangundang tindakan positip ni Debata, na mansai dihalungunhon angka na porsea i.
Masarsar langit i disoksohi. Sangat kejam do ayat on. Isara na songon parjamita sadarion, nunga somal manarsari bosi, nungnga biasa melelehkan material. Boi sahalak Insinyur Teknik Mesin, ingkon dilewati do na manoksok bosi, ingkon dilewati do mangalala bosi. Ima marhite tungku. Songon Karakatau steel Cilegon, naulaonna mangalala material. Tujuan na asa adong do bentuk manang rumang, manang hasil sian na mangalala i. Parjamita boi menjadi Magister Material Sains, ingkon dilewati do mangalala material. Tidak mungkin seorang Teknik Mesin dan Ilmu Material mendapat gelar tanpa bisa menghancurkan bahan-bahan material dan untuk membentuk kembali sesuai dengan design yang baru.
Lam ma Tuhan ta i, sude langit binasa dalam api dan semua unsur di dunia akan hancur karena nyalanya. Dang dia dope Karakatau Stell an, dang dia dope angka pabrik baja an na boi mangalala baja dohot material na asing.
Di sarsar pe potibion, adong tujuanni Tuhan i. TujuanNa ima Ala pasti do ingkon ro ari ni Tuhan i.`
Ingkon parjolo do di sarsari saluhutna di portibion, jala disoksohi. Antong dia do hasurungan ni halak Kristen di managan ari ni Tuhan i?
a. Maimaima di langit na imbaru dohot tano na imbaru, inganan hatigoran. Ala ingkon di uhum do portibion, jadi ro ma langit dohot tano na imbaru. Alai tu halak na mangulahon na ramun, si ula hagigion dohot gabus ndang dohot tu si (Pangungkapon 21 : 27). Molo binsan mangolu dope hita disoksohi portibion, dang sanga be hita mamangke baju tahan api, pelapis wajah unang hona panas, laho pedikur, medikur, bercukur, lulur, ndang sanga be tersungkur mandok ampun. Ndang sanga be hita mandok na ikut-ikutan do au mangulahon angka na so tingkos i, ikut-ikutan do au mangkata dongan, ikut-ikutan mangkata Pandita ta, na diajak do au mangulahon na ramun, dna. Binsan sanga dope hita mangulahon na denggan, ta ulahon ma. Molo sanga dope hita laho marpesta Natal di tanggal 24 malam dohot tanggal 25 desember, puji Tuhan, Puji Tuhan molo boi dope hita lao tu salon, boi dope tapangke seragam i manang baju na baru i, boi dope hita mamereng ianakhonta pajojorhon. Puji Tuhan molo boi dope hita pasahat toktok ripe laho manumpahi panitia natal songon sosososo ni panitia natal umum nangkin.
Molo sipardohot hita di tano dohot langit na imbarui, Pangungkapon 21 : 4 didok “ Dang adong be angguk angguk dohot tangis, dang adong be hamatean dohot na hansit disi”.
b. Asa Marbarita na uli. Didok Tuhan Yesus do “ Ndang ro dope ujung ni sude ia so jolo sahat barita na uli tu sandok jolma (Mat 24 : 14). Nungnga ta lewati taon Marturia, nuaeng masuk hita tu taon Diakonia. Artina tetap do hita mangulahon parbarita nauli sian Tuhan i andorang so salpu dope portibio.
c. Dibagasan habadiaon dohot pangoloion ma hita paimahon haroro ni Raja i.
d. Ta haporluhon ma parsoran tu humaliang ta. Secara tidak sadar, ingkon badia do jolma tu inganan na di sekitarna. Ndang sae holan dirinta badia, manang merasa na badia, alai ingkon dohot do ditularhon tu humaliang ta habadiaon i. Ise do humaliang ta, ima hita terhadap keluarga di jabunta, hita dohot tondong ta, hita na sahuria, hita dohot hombar balok ta.
Antong beha do tangapan ta molo dipahombar manang ta pahombar habadiaon i tu keluraganta. Adong do ungut-ungut dihita molo dipahombar uluan ta tu keluargana habadiaon i. Adong dope sian hita na mandok, Pandita i harus mengutamakan ruas na dari pada keluarga na?
Ia tangiang ta selalu mandok AMPUNILAH KESALAHAN KAMI SEPERTI KAMI MENGAMPUNI ORANG YANG BERSALAH KEPADA KAMI. Artinya ada hubungan horizontal dan vertical. Perlu ada hubungan baik terhadap sesama manusia, terhadap keluarga, terhadap teman (HORIZONTAL).
14. Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia.
Molo taparrohahon ayat 14 on, adong do na gabe siperjuangkonon ni halak Kristen di na paimahon ari ni Tuhan i, i ma, asa unang martihas, unang hasurahan hita ditonga-tonga ni ngolunta. Sude na i dang merupakan pergumulan manang perjuangan supranatural, alai merupakan pergumulan na terkait secara langsung tu cara hidup ni jolma i madalanhon ngoluna. Jadi di tingki na paimahon ari ni Tuhan i, ditogihon do jolma marporang dibagasan ngoluna, menentukan sikap na, “MANGIHUTHON HAGIOT NI NGOLUNA MANANG MANGIHUTHON LOMO NI ROHA NI TUHAN I”. Asa semaksimal mungkin dipangke halak Kristen tingki na lumbang i, laho mengkoreksi diri, mengkoreksi gagasan, mengkoreksi keinginan dohot keputusan na salah, dung i dibagasan kesadaran sendiri ma mangulahon ulaon na hombar tu lomo ni Debata.
“MENGKOREKSI GAGASAN, KEINGINAN DOHOT KEPUTUSAN NA SALAH”. Umpama ni halak batak mandok, “Dos ni roha do si baen na saut, mambaen na denggan nangpe melawan aturan”. Manang voting ma manontuhon keputusan. Suatu keputusan yang salah. Tidak pernah hasilnya baik jika masih mencoba-coba mempengaruhi orang lain untuk melawan arah atau arus. Setiap yang melawan arah atau arus, pasti kena tegur, pasti ada sanksi, bahkan sampai ditilang atau kena hukuman. Begitu kita coba menerapkan istilah ini, berarti kita memberikan peluang bagi orang lain untuk ikut-ikutan melawan arus/aturan. Kita harus berusaha menjalankan yang terbaik tanpa mencoba melanggar aturan yang sudah ada.
Marsiboan sahitna do hita, marsisangkui sahitna do hita. Setiap kita mencela orang lain dengan kekurangannya, kita harus sadar dengan banyaknya kekurangan kita. Janganlah mencela orang lain untuk menutupi kekurangan kita. Tidak ada yang tersembunyi dihadapan Tuhan.
Jadi marhite jamita sadarion, Tujuan akhir ni Debata, ndang pasegahon portibion, alai di patau Debata do bagabagaNa tu jolma i. Dia ingin memulihkan martabat manusia dan martabat semua ciptaanNya. Contoh paling sederhana : Semua yang kita pakai adalah hasil dari yang terlebih dahulu dihancurkan, lalu dibentuk sesuai dengan rancangan. Pesawat, Roket, Mobil, Kapal Laut, Motor dan mesin-mesin lainnya, awalnya adalah bahan yang terlebih dahulu dileburkan, baru dicetak, dipolish, diproses produksi. Jadi sangkap paulihon do na paling menonjol di haroro ni ari ni Tuhan i.
Panimpuli
Jadi bukan cerita dongeng, Ari ni Tuhan adalah kondisi dan situasi yang pasti akan terjadi. Tapi kita harus ingat, Dia bukan untuk balas dendam, tapi pada moment kedatangan Yesus yang kedua kali, pada hakekatnya dimaksudkan untuk merubah manusia, laho paubahon jolma tu sangap ni Debata songon panompaon parjolo, i ma asa sagombar dohot Debata.
Kita diajak untuk sadar, kita diajak supaya ada persiapan diri, ada tanggungjawab, supaya ikut mempengaruhi sudut pandang dan cara hidup yang benar, minimalkanlah kejahatan, dan kegelapan, berjuanglah demi tidak tercela dan ternoda, berjuanglah untuk tidak lagi berbohong, tidak lagi menipu, dan tidak lagi melakukan kekerasan. Kita yang sudah menjadi anak kerajaan Allah yang sudah di Baptis di dalan Nama Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus tidak khawatir dengan kedatangan Yesus yang kedua kailnya. Kiranya didapatinyalah kita dalam perdamaian dengan Yesus Kristus. Tuhan memberkati saudara dan saya. Amin.
“2 PETRUS 3 : 11 – 14”
11. Antong, anggo marsasar do hape saluhutna on, nda lam sumurung ma parange na badia dohot hadaulaton
12. Ni angka na paimaimahon jala mangkasiholi haroro ni ari ni Debata, di na masarsar langit i disoksohi, jala malala tartutung do angka sisiasiana!
13. Alai na maimaima do hita di langit na imbaru dohot di tano na imbaru, inganan ni hatigoran i, hombar tu bagabaga na.
14. Dibahen i, hamu angka haholongan, anggo i di paimaima hamu, ringkoti hamu ma, asa didapot Ibana hamu so martihas, so hasurahan, di bagasan dame!.
Bahasa Indonesianya
11. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur, secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup.
12. Yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya.
13. Tetapi sesuai dengan janjiNya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, dimana terdapat kebenaran.
14. Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia.
2 Petrus 3 gumodang patoranghon angka na masa di ari parpudi i, ima angka parhata insakinsak, namangoloi angka hisap-hisapna sandiri. Sada pokok masalah ima : “Di dia do harorona, na taparbagabaga i?. Ai dung monding angka amanta manang generasi tua, hot do saluhutna songon i. Dung monding angka pahlawan-pahlawan songon na di buku sejarah, hot do udeanna, malah taboto tetap do di papugar-pugar. Dung monding angka ompung ta, dohot dope hita panangkok saring-saringna tu tampak batu na pir. Sude naung monding i, ndang adong perubahan. Sementara setiap jamita mandok nunga donok ari ni Tuhan i.
Taringot tu si dialusi si Petrus, 1). Asing do ariari ni jolma sian Debata, ai sada ari do di Tuhan i songon saribu taon, jala saribu taon songon sadari. 2). Ndang dipagale ari-Na i (lalai), alai dipalambas rohaNa asa sanga muba sude jolma, asa unang adong na mago. Alai na pasti ingkon ro do ariNa i, jala salpu (masarsar) do na di portibion.
Hata masarsar, Somal do tabereng, molo naeng pauli manang merehab jabu, manang gedung, laho mambaen tu na lebih denggan : Sarsaran manang dihancurhon sude jabu i. Baru dipillit dia do na boi dope dipergunahon, mungkin bosina, sedangkan puing berupa batu, dipangke laho mambaen pondasi. Alai angka puing-puing na asing songon hau naung lapuhon, dibuang do i, manang dibakar, ala so boi be dipergunahon. Baru dibangun ma jabu na imbaru, na denggan jala Asri.
Boi do tabayanghon, molo manarsar jabu hita, molo menghancurkan sesuatu hita, na mura do, alai paulihon do na maol, butuh biaya dll. Porlu taboto, manarsarhon, belum tentu laho manegai secara permanen, alai asa adong do na imbaru. Boi do sarsaron gedung, alai adong tujuan laho paturehon tu lebih denggan.
Prikop jamita di minggu adven-2 on, “Pangalaho na tama, managam Tuhan i”.
11. Antong, anggo marsasar do hape saluhutna on, nda lam sumurung ma parange na badia dohot hadaulaton ni angka na paimaimahon jala mangkasiholi haroro ni ari ni Debata, di na masarsar langit i disoksohi, jala malala tartutung do angka sisiasiana!
Masarsar langit i disoksohi, jala malala tartutung do angka sisiasiana (langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya). Pada masa sebelumnya kita tau bahwa didalam sejarah Alkitab tertulis KEMUSNAHAN SODOM DAN GOMORA, UHUMAN AEK NA SUMAR, DOHOT UHUMAN TU JOLMA NA PAJONGJONG MENARA BABEL. Disini terjadi hubungan sebab akibat antara perbuatan manusia dohot tindakan ni Debata. Sude i akibat tindakan manusia yang betul-betul maralo tu lomo ni roha ni Debata. Tindakan negatip ni jolma boi do mengundang reaksi negatip ni Debata, jala tindakan positip (na denggan) ni jolma boi do mengundang tindakan na positip sian Debata. Jadi sude parange na badia, ngolu na so hasurahan, naso martihas, boi do dohonon pangalaho na positip sian jolma i, na mangundang tindakan positip ni Debata, na mansai dihalungunhon angka na porsea i.
Masarsar langit i disoksohi. Sangat kejam do ayat on. Isara na songon parjamita sadarion, nunga somal manarsari bosi, nungnga biasa melelehkan material. Boi sahalak Insinyur Teknik Mesin, ingkon dilewati do na manoksok bosi, ingkon dilewati do mangalala bosi. Ima marhite tungku. Songon Karakatau steel Cilegon, naulaonna mangalala material. Tujuan na asa adong do bentuk manang rumang, manang hasil sian na mangalala i. Parjamita boi menjadi Magister Material Sains, ingkon dilewati do mangalala material. Tidak mungkin seorang Teknik Mesin dan Ilmu Material mendapat gelar tanpa bisa menghancurkan bahan-bahan material dan untuk membentuk kembali sesuai dengan design yang baru.
Lam ma Tuhan ta i, sude langit binasa dalam api dan semua unsur di dunia akan hancur karena nyalanya. Dang dia dope Karakatau Stell an, dang dia dope angka pabrik baja an na boi mangalala baja dohot material na asing.
Di sarsar pe potibion, adong tujuanni Tuhan i. TujuanNa ima Ala pasti do ingkon ro ari ni Tuhan i.`
Ingkon parjolo do di sarsari saluhutna di portibion, jala disoksohi. Antong dia do hasurungan ni halak Kristen di managan ari ni Tuhan i?
a. Maimaima di langit na imbaru dohot tano na imbaru, inganan hatigoran. Ala ingkon di uhum do portibion, jadi ro ma langit dohot tano na imbaru. Alai tu halak na mangulahon na ramun, si ula hagigion dohot gabus ndang dohot tu si (Pangungkapon 21 : 27). Molo binsan mangolu dope hita disoksohi portibion, dang sanga be hita mamangke baju tahan api, pelapis wajah unang hona panas, laho pedikur, medikur, bercukur, lulur, ndang sanga be tersungkur mandok ampun. Ndang sanga be hita mandok na ikut-ikutan do au mangulahon angka na so tingkos i, ikut-ikutan do au mangkata dongan, ikut-ikutan mangkata Pandita ta, na diajak do au mangulahon na ramun, dna. Binsan sanga dope hita mangulahon na denggan, ta ulahon ma. Molo sanga dope hita laho marpesta Natal di tanggal 24 malam dohot tanggal 25 desember, puji Tuhan, Puji Tuhan molo boi dope hita lao tu salon, boi dope tapangke seragam i manang baju na baru i, boi dope hita mamereng ianakhonta pajojorhon. Puji Tuhan molo boi dope hita pasahat toktok ripe laho manumpahi panitia natal songon sosososo ni panitia natal umum nangkin.
Molo sipardohot hita di tano dohot langit na imbarui, Pangungkapon 21 : 4 didok “ Dang adong be angguk angguk dohot tangis, dang adong be hamatean dohot na hansit disi”.
b. Asa Marbarita na uli. Didok Tuhan Yesus do “ Ndang ro dope ujung ni sude ia so jolo sahat barita na uli tu sandok jolma (Mat 24 : 14). Nungnga ta lewati taon Marturia, nuaeng masuk hita tu taon Diakonia. Artina tetap do hita mangulahon parbarita nauli sian Tuhan i andorang so salpu dope portibio.
c. Dibagasan habadiaon dohot pangoloion ma hita paimahon haroro ni Raja i.
d. Ta haporluhon ma parsoran tu humaliang ta. Secara tidak sadar, ingkon badia do jolma tu inganan na di sekitarna. Ndang sae holan dirinta badia, manang merasa na badia, alai ingkon dohot do ditularhon tu humaliang ta habadiaon i. Ise do humaliang ta, ima hita terhadap keluarga di jabunta, hita dohot tondong ta, hita na sahuria, hita dohot hombar balok ta.
Antong beha do tangapan ta molo dipahombar manang ta pahombar habadiaon i tu keluraganta. Adong do ungut-ungut dihita molo dipahombar uluan ta tu keluargana habadiaon i. Adong dope sian hita na mandok, Pandita i harus mengutamakan ruas na dari pada keluarga na?
Ia tangiang ta selalu mandok AMPUNILAH KESALAHAN KAMI SEPERTI KAMI MENGAMPUNI ORANG YANG BERSALAH KEPADA KAMI. Artinya ada hubungan horizontal dan vertical. Perlu ada hubungan baik terhadap sesama manusia, terhadap keluarga, terhadap teman (HORIZONTAL).
14. Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia.
Molo taparrohahon ayat 14 on, adong do na gabe siperjuangkonon ni halak Kristen di na paimahon ari ni Tuhan i, i ma, asa unang martihas, unang hasurahan hita ditonga-tonga ni ngolunta. Sude na i dang merupakan pergumulan manang perjuangan supranatural, alai merupakan pergumulan na terkait secara langsung tu cara hidup ni jolma i madalanhon ngoluna. Jadi di tingki na paimahon ari ni Tuhan i, ditogihon do jolma marporang dibagasan ngoluna, menentukan sikap na, “MANGIHUTHON HAGIOT NI NGOLUNA MANANG MANGIHUTHON LOMO NI ROHA NI TUHAN I”. Asa semaksimal mungkin dipangke halak Kristen tingki na lumbang i, laho mengkoreksi diri, mengkoreksi gagasan, mengkoreksi keinginan dohot keputusan na salah, dung i dibagasan kesadaran sendiri ma mangulahon ulaon na hombar tu lomo ni Debata.
“MENGKOREKSI GAGASAN, KEINGINAN DOHOT KEPUTUSAN NA SALAH”. Umpama ni halak batak mandok, “Dos ni roha do si baen na saut, mambaen na denggan nangpe melawan aturan”. Manang voting ma manontuhon keputusan. Suatu keputusan yang salah. Tidak pernah hasilnya baik jika masih mencoba-coba mempengaruhi orang lain untuk melawan arah atau arus. Setiap yang melawan arah atau arus, pasti kena tegur, pasti ada sanksi, bahkan sampai ditilang atau kena hukuman. Begitu kita coba menerapkan istilah ini, berarti kita memberikan peluang bagi orang lain untuk ikut-ikutan melawan arus/aturan. Kita harus berusaha menjalankan yang terbaik tanpa mencoba melanggar aturan yang sudah ada.
Marsiboan sahitna do hita, marsisangkui sahitna do hita. Setiap kita mencela orang lain dengan kekurangannya, kita harus sadar dengan banyaknya kekurangan kita. Janganlah mencela orang lain untuk menutupi kekurangan kita. Tidak ada yang tersembunyi dihadapan Tuhan.
Jadi marhite jamita sadarion, Tujuan akhir ni Debata, ndang pasegahon portibion, alai di patau Debata do bagabagaNa tu jolma i. Dia ingin memulihkan martabat manusia dan martabat semua ciptaanNya. Contoh paling sederhana : Semua yang kita pakai adalah hasil dari yang terlebih dahulu dihancurkan, lalu dibentuk sesuai dengan rancangan. Pesawat, Roket, Mobil, Kapal Laut, Motor dan mesin-mesin lainnya, awalnya adalah bahan yang terlebih dahulu dileburkan, baru dicetak, dipolish, diproses produksi. Jadi sangkap paulihon do na paling menonjol di haroro ni ari ni Tuhan i.
Panimpuli
Jadi bukan cerita dongeng, Ari ni Tuhan adalah kondisi dan situasi yang pasti akan terjadi. Tapi kita harus ingat, Dia bukan untuk balas dendam, tapi pada moment kedatangan Yesus yang kedua kali, pada hakekatnya dimaksudkan untuk merubah manusia, laho paubahon jolma tu sangap ni Debata songon panompaon parjolo, i ma asa sagombar dohot Debata.
Kita diajak untuk sadar, kita diajak supaya ada persiapan diri, ada tanggungjawab, supaya ikut mempengaruhi sudut pandang dan cara hidup yang benar, minimalkanlah kejahatan, dan kegelapan, berjuanglah demi tidak tercela dan ternoda, berjuanglah untuk tidak lagi berbohong, tidak lagi menipu, dan tidak lagi melakukan kekerasan. Kita yang sudah menjadi anak kerajaan Allah yang sudah di Baptis di dalan Nama Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus tidak khawatir dengan kedatangan Yesus yang kedua kailnya. Kiranya didapatinyalah kita dalam perdamaian dengan Yesus Kristus. Tuhan memberkati saudara dan saya. Amin.
Kamis, Desember 11, 2008
PERNIKAHAN ORANG BATAK
PERKAWINAN ORANG BATAK
St. Maludin Sitanggang
Mujizat Yesus yang pertamakali adalah membuat ANGGUR TERBAIK dari air tawar pada suatu pesta pernikahan. Mungkin karena sebelum, saat dan sesudah Yesus sudah melihat hasil perkawinan itu sudah bukan yang terbaik lagi. Boleh jadi jika perkawinan/anggur tadi kalau sudah lama akan menjadi tawar, lango-lango, basi, dan membuat tidak enak. Boleh jadi perkawinan/anggur tadi awalnya manis, lalu pahit, kemudian panas dan memabukkan. Jangan heran jika perkawinan awalnya manis, lama kelamaan panas yang membuat gatot kaca (piring terbang), panirangnirangon, panas ditempat tidur sendiri, satu tidur ditempat tidur yang satu tidur di kursi, satu tidur di rumah yang satu tidur di parjujian, satu dirumah satu lagi di bar/puncak. Tetapi jika perkawinan/anggur tadi adalah anggur terbaik dan digunakan/diminum sesuai dosis, maka perkawinan/badan akan terasa hangat.
Hal inilah yang diadopsi oleh orang Batak pada pesta pernikahan. Dahulu anggur, sekarang mungkin Bir, Tuak, Kamput dan sejenisnya. Perkawinan orang Batak Full dengan Adat dan Saklar dengan Kekristenan. Perkawinan tersebut dimulai dari percintaan, pemberkatan, resepsi. Masing masing dihadiri oleh pihak keluarga, hula-hula, dongan tubu, boru, teman gereja, mungkin para pejabat. Butuh biaya, perasaan yang luar biasa. Maka terucaplah BORHAT MA DA INANG, lagu sedih dan lagu gembira.
Jika mengamati alur pernikahan orang Batak, adalah sangat baik untuk diteruskan atau dipatenkan. Alasannya, menurut penelitian yang saya lakukan “Orang Batak yang terikat perkawinan Adat dan Gereja”, hanya ada yang panirang-nirangon saja, dan sangat minim dengan perceraian. Hal ini jika dibandingkan dengan pernikahan yang lain. Yaitu Adatnya gampang, tak perlu resepsi, dan diizinkan cerai dan kawin lagi. Orang Batak sudah terlebih dahulu berhadapan dengan adat tadi, kemudian akibat aturan yang dibuat oleh gereja, lalu penikahan menurut Kristiani. Puncaknya adalah mujizat Yesus pertama ANGGUR TERBAIK pada perjamuan nikah. Apapun alasannya Yesus pasti memberikan anggur terbaik dalam pernikahan tersebut. Marilah kita pelihara Adat Batak tadi, baik di Desa, Kota, maupun tinggalnya di Apartemen Mewah sekalipun. Horas. (stgmaludin@yahoo.co.id, Bulir Sesawi.)
St. Maludin Sitanggang
Mujizat Yesus yang pertamakali adalah membuat ANGGUR TERBAIK dari air tawar pada suatu pesta pernikahan. Mungkin karena sebelum, saat dan sesudah Yesus sudah melihat hasil perkawinan itu sudah bukan yang terbaik lagi. Boleh jadi jika perkawinan/anggur tadi kalau sudah lama akan menjadi tawar, lango-lango, basi, dan membuat tidak enak. Boleh jadi perkawinan/anggur tadi awalnya manis, lalu pahit, kemudian panas dan memabukkan. Jangan heran jika perkawinan awalnya manis, lama kelamaan panas yang membuat gatot kaca (piring terbang), panirangnirangon, panas ditempat tidur sendiri, satu tidur ditempat tidur yang satu tidur di kursi, satu tidur di rumah yang satu tidur di parjujian, satu dirumah satu lagi di bar/puncak. Tetapi jika perkawinan/anggur tadi adalah anggur terbaik dan digunakan/diminum sesuai dosis, maka perkawinan/badan akan terasa hangat.
Hal inilah yang diadopsi oleh orang Batak pada pesta pernikahan. Dahulu anggur, sekarang mungkin Bir, Tuak, Kamput dan sejenisnya. Perkawinan orang Batak Full dengan Adat dan Saklar dengan Kekristenan. Perkawinan tersebut dimulai dari percintaan, pemberkatan, resepsi. Masing masing dihadiri oleh pihak keluarga, hula-hula, dongan tubu, boru, teman gereja, mungkin para pejabat. Butuh biaya, perasaan yang luar biasa. Maka terucaplah BORHAT MA DA INANG, lagu sedih dan lagu gembira.
Jika mengamati alur pernikahan orang Batak, adalah sangat baik untuk diteruskan atau dipatenkan. Alasannya, menurut penelitian yang saya lakukan “Orang Batak yang terikat perkawinan Adat dan Gereja”, hanya ada yang panirang-nirangon saja, dan sangat minim dengan perceraian. Hal ini jika dibandingkan dengan pernikahan yang lain. Yaitu Adatnya gampang, tak perlu resepsi, dan diizinkan cerai dan kawin lagi. Orang Batak sudah terlebih dahulu berhadapan dengan adat tadi, kemudian akibat aturan yang dibuat oleh gereja, lalu penikahan menurut Kristiani. Puncaknya adalah mujizat Yesus pertama ANGGUR TERBAIK pada perjamuan nikah. Apapun alasannya Yesus pasti memberikan anggur terbaik dalam pernikahan tersebut. Marilah kita pelihara Adat Batak tadi, baik di Desa, Kota, maupun tinggalnya di Apartemen Mewah sekalipun. Horas. (stgmaludin@yahoo.co.id, Bulir Sesawi.)
Minggu, November 30, 2008
PARNA
Parna Cisauk
Maludin Sitanggang
PARNA adalah singkatan dari Parsadaan Nai Ambaton (lazim juga disebut sebagai Pomparan ni si Raja Naiambaton) yaitu kumpulan marga yang merupakan keturunan dari Nai Ambaton.
Siapakah Nai Ambaton ini? Untuk mengetahuinya mari kita melihat ke sejarah mula-mula Si Raja Batak.Si Raja Batak memiliki 3 orang anak laki-laki yaitu Guru Tateabulan, Raja Isumbaon dan Toga Laut. Guru Tateabulan memiliki 5 anak laki-laki dan juga 3 anak perempuan, yaitu Siboru Pareme, Siboru Anting Sabungan, Siboru Biding Laut. Raja Isumbaon memiliki 3 orang anak laki-laki yaitu Tuan Sorimangaraja, Raja Asi-asi dan Sangkar Somalidang.
Tuan Sorimangaraja kemudian memperistri 3 orang, yaitu:
1) Siboru Anting Sabungan (disebut juga Siboru Paromas)
2) Siboru Biding Laut, adik Siboru Anting Sabungan
3) Siboru Sanggul Haomasan
Anak pertama Tuan Sorimangaraja dari Siboru Anting Sabungan dinamai Si Ambaton atau Tuan Sorbadijulu. Dari sinilah nama Nai Ambaton berasal (nai = ibu, Ambaton = nama anaknya, Nai Ambaton = ibunya si Ambaton). Konon Nai Ambaton ini berpesan kepada anaknya Si Ambaton untuk menjaga persatuan keturunannya.
“Pomparan ni si Raja Naiambaton sisada anak sisada boru”. Kalimat ini sulit diterjemahkan secara tepat dalam bahasa Indonesia tetapi kira-kira maksudnya adalah bahwa semua keturunan Raja Naiambaton adalah satu putra-satu putri (dianggap sebagai satu saudara). Begitu eratnya persaudaraan itu seolah-olah antar kakak dan adik kandung, meskipun hubungan darahnya sudah jauh.
Karena dianggap sebagai satu saudara, putra-putri keturunan Nai Ambaton tidak boleh menikah satu dengan yang lain. Hingga hari ini, terasa canggung bahkan tabu untuk saling mengawini di dalam marga-marga Parna. Jika sampai ada yang menikah, bisa dipastikan pasangan ini akan menjadi bahan gunjingan dan cercaan. Kerap kali mereka dikucilkan –atau mengucilkan diri– dari acara-acara adat.
Untuk mencegah perasaan senang telanjur timbul di antara dua muda-mudi yang pantang saling menikahi, disarankan untuk menanyakan marga segera setelah berkenalan. Menanyakan marga dan kampung asal ini merupakan satu topik “ice breaking” yang baku dalam percakapan dua orang Batak, baik sesama maupun lawan jenis. Semacam ritual untuk “positioning” atau “alignment.”
Terkadang salah satu pihak menggunakan sub marga yang tidak umum dikenal sehingga tidak diketahui bahwa mereka memiliki hubungan kekerabatan. Teman, orang tua atau kerabat yang mengetahui hal ini berkewajiban untuk segera memberitahukan. Karena sudah menjadi norma yang dipahami bersama, orang yang ditegur pun tidak boleh marah kepada yang menegur.
Marga Parna disusun secara alfabetikal, bukan berdasarkan urut-urutan kesenioran.
1. Bancin (Sigalingging)
2. Banurea (Sigalingging)
3. Boangmenalu (Sigalingging)
4. Brampu (Sigalingging)
5. Brasa (Sigalingging)
6. Bringin (Sigalingging)
7. Gaja (Sigalingging)
8. Dalimunthe
9. Garingging (Sigalingging)
10. Ginting Baho
11. Ginting Capa
12. Ginting Beras
13. Ginting Guruputih
14. Ginting Jadibata
15. Ginting Jawak
16. Ginting Manik
17. Ginting Munthe
18. Ginting Pase
19. Ginting Sinisuka
20. Ginting Sugihen
21. Ginting Tumangger
22. Haro
23. Kaban
24. Kombih (Sigalingging)
25. Maharaja
26. Manik Kecupak (Sigalingging)
27. Munte
28. Nadeak (di pa lao)
29. Nahampun
30. Napitu
31. Pasi
32. Pinayungan (Sigalingging)
33. Rumahorbo
34. Saing
35. Saraan (Sigalingging)
36. Saragih Dajawak
37. Saragih Damunte
38. Saragih Dasalak
39. Saragih Sumbayak
40. Saragih Siadari
41. Siallagan
42. Siambaton
43. Sidabalok
44. Sidabungke
45. Sidabutar
46. Saragih Sidauruk
47. Saragih Garingging
48. Saragih Sijabat
49. Simalango
50. Simanihuruk
51. Simarmata
52. Simbolon Altong
53. Simbolon Hapotan
54. Simbolon Pande
55. Simbolon Panihai
56. Simbolon Suhut Nihuta
57. Simbolon Tuan
58. Sitanggang Bau
59. Sitanggang Gusar
60. Sitanggang Lipan
61. Sitanggang Silo
62. Sitanggang Upar
63. Sitio
64. Tamba
65. Tinambunan
66. Tumanggor
67. Turnip
68. Turuten
Maludin Sitanggang
PARNA adalah singkatan dari Parsadaan Nai Ambaton (lazim juga disebut sebagai Pomparan ni si Raja Naiambaton) yaitu kumpulan marga yang merupakan keturunan dari Nai Ambaton.
Siapakah Nai Ambaton ini? Untuk mengetahuinya mari kita melihat ke sejarah mula-mula Si Raja Batak.Si Raja Batak memiliki 3 orang anak laki-laki yaitu Guru Tateabulan, Raja Isumbaon dan Toga Laut. Guru Tateabulan memiliki 5 anak laki-laki dan juga 3 anak perempuan, yaitu Siboru Pareme, Siboru Anting Sabungan, Siboru Biding Laut. Raja Isumbaon memiliki 3 orang anak laki-laki yaitu Tuan Sorimangaraja, Raja Asi-asi dan Sangkar Somalidang.
Tuan Sorimangaraja kemudian memperistri 3 orang, yaitu:
1) Siboru Anting Sabungan (disebut juga Siboru Paromas)
2) Siboru Biding Laut, adik Siboru Anting Sabungan
3) Siboru Sanggul Haomasan
Anak pertama Tuan Sorimangaraja dari Siboru Anting Sabungan dinamai Si Ambaton atau Tuan Sorbadijulu. Dari sinilah nama Nai Ambaton berasal (nai = ibu, Ambaton = nama anaknya, Nai Ambaton = ibunya si Ambaton). Konon Nai Ambaton ini berpesan kepada anaknya Si Ambaton untuk menjaga persatuan keturunannya.
“Pomparan ni si Raja Naiambaton sisada anak sisada boru”. Kalimat ini sulit diterjemahkan secara tepat dalam bahasa Indonesia tetapi kira-kira maksudnya adalah bahwa semua keturunan Raja Naiambaton adalah satu putra-satu putri (dianggap sebagai satu saudara). Begitu eratnya persaudaraan itu seolah-olah antar kakak dan adik kandung, meskipun hubungan darahnya sudah jauh.
Karena dianggap sebagai satu saudara, putra-putri keturunan Nai Ambaton tidak boleh menikah satu dengan yang lain. Hingga hari ini, terasa canggung bahkan tabu untuk saling mengawini di dalam marga-marga Parna. Jika sampai ada yang menikah, bisa dipastikan pasangan ini akan menjadi bahan gunjingan dan cercaan. Kerap kali mereka dikucilkan –atau mengucilkan diri– dari acara-acara adat.
Untuk mencegah perasaan senang telanjur timbul di antara dua muda-mudi yang pantang saling menikahi, disarankan untuk menanyakan marga segera setelah berkenalan. Menanyakan marga dan kampung asal ini merupakan satu topik “ice breaking” yang baku dalam percakapan dua orang Batak, baik sesama maupun lawan jenis. Semacam ritual untuk “positioning” atau “alignment.”
Terkadang salah satu pihak menggunakan sub marga yang tidak umum dikenal sehingga tidak diketahui bahwa mereka memiliki hubungan kekerabatan. Teman, orang tua atau kerabat yang mengetahui hal ini berkewajiban untuk segera memberitahukan. Karena sudah menjadi norma yang dipahami bersama, orang yang ditegur pun tidak boleh marah kepada yang menegur.
Marga Parna disusun secara alfabetikal, bukan berdasarkan urut-urutan kesenioran.
1. Bancin (Sigalingging)
2. Banurea (Sigalingging)
3. Boangmenalu (Sigalingging)
4. Brampu (Sigalingging)
5. Brasa (Sigalingging)
6. Bringin (Sigalingging)
7. Gaja (Sigalingging)
8. Dalimunthe
9. Garingging (Sigalingging)
10. Ginting Baho
11. Ginting Capa
12. Ginting Beras
13. Ginting Guruputih
14. Ginting Jadibata
15. Ginting Jawak
16. Ginting Manik
17. Ginting Munthe
18. Ginting Pase
19. Ginting Sinisuka
20. Ginting Sugihen
21. Ginting Tumangger
22. Haro
23. Kaban
24. Kombih (Sigalingging)
25. Maharaja
26. Manik Kecupak (Sigalingging)
27. Munte
28. Nadeak (di pa lao)
29. Nahampun
30. Napitu
31. Pasi
32. Pinayungan (Sigalingging)
33. Rumahorbo
34. Saing
35. Saraan (Sigalingging)
36. Saragih Dajawak
37. Saragih Damunte
38. Saragih Dasalak
39. Saragih Sumbayak
40. Saragih Siadari
41. Siallagan
42. Siambaton
43. Sidabalok
44. Sidabungke
45. Sidabutar
46. Saragih Sidauruk
47. Saragih Garingging
48. Saragih Sijabat
49. Simalango
50. Simanihuruk
51. Simarmata
52. Simbolon Altong
53. Simbolon Hapotan
54. Simbolon Pande
55. Simbolon Panihai
56. Simbolon Suhut Nihuta
57. Simbolon Tuan
58. Sitanggang Bau
59. Sitanggang Gusar
60. Sitanggang Lipan
61. Sitanggang Silo
62. Sitanggang Upar
63. Sitio
64. Tamba
65. Tinambunan
66. Tumanggor
67. Turnip
68. Turuten
Kamis, November 27, 2008
MATERI PELAJARAN SIDI
P E R U M P A M A A N
Oleh : St. Ir. Maludin Sitanggang, M.Sc.
1. Pendahuluan
Perumpamaan ialah susunan katakata yang indah, ringkas, dan kemas serta mempunyai maksud yang tersirat. Biasanya, perumpamaan dimulai dengan kata bagai, ibarat, laksana, seperti, dan umpama.
2. Perumpamaan Yesus
Perumpamaan Yesus adalah perumpamaan (semacam analogi) yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah-kisah perumpamaan ini terdapat dalam semua kitab Injil: Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Kitab Matius memuat perumpamaan dengan jumlah yang terbanyak.
Perumpamaan-perumpamaan Yesus ini cukup sederhana dan cukup mudah untuk diingat. Oleh karena itu, perumpamaan tersebut masih dapat diceritakan dari mulut ke mulut, sebelum akhirnya menjadi bentuk tertulis, bertahun-tahun setelah wafatnya Yesus. Salah satu sifat perumpamaan adalah penggambaran secara sepintas sebuah cerita yang sederhana dan lugas, namun memiliki makna yang jauh lebih dalam jika direnungkan lebih jauh.
Perumpamaan Yesus dalam Injil meliputi :
1. Perumpamaan tentang Kantong Kulit yang Lama dan yang Baru
2. Perumpamaan tentang Seorang Penabur Benih
3. Perumpamaan tentang Penabur - dari Sudut Pandang Keselamatan II
4. Perumpamaan tentang Pelita
5. Perumpamaan tentang Benih yang Tumbuh dengan Sendirinya
6. Perumpamaan tentang Lalang di antara Gandum
7. Perumpamaan tentang Benih Sesawi
8. Perumpamaan tentang Harta yang Terpendam
9. Perumpamaan tentang Mutiara
10. Perumpamaan tentang Ragi
11. Perumpamaan tentang Pukat
12. Perumpamaan tentang Ahli Taurat yang Menerima Pelajaran tentang Hal Kerajaan Surga
13. Perumpamaan tentang Orang Kaya yang Bodoh
14. Perumpamaan tentang Orang Samaria yang Murah Hati
15. Perumpamaan tentang Pohon Ara yang Mandul
16. Perumpamaan tentang Sahabat pada Tengah Malam
17. Perumpamaan tentang Tamu-tamu
18. Perumpamaan tentang Pesta Perjamuan Besar I
19. Perumpamaan tentang Pelita Diatas Kaki Dian
22. Perumpamaan tentang Pembangunan Menara dan tentang Raja yang akan Maju Berperang
23. Perumpamaan tentang Domba yang Hilang
24. Perumpamaan tentang Uang Dirham yang Hilang
25. Perumpamaan tentang Anak yang telah Mati dan Hidup Kembali
26. Perumpamaan tentang Dua Anak yang Hilang
27. Perumpamaan tentang Bendahara yang Tidak Setia
28. Perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus
29. Perumpamaan tentang Hamba yang Tidak berguna
30. Perumpamaan tentang Hakim yang Tidak Adil
33. Perumpamaan tentang orang Farisi dan Pemungut cukai
34. Perumpamaan tentang Uang Mina
35. Perumpamaan tentang Hamba yang Tidak Mengampuni
36. Para Pekerja di Kebun Anggur - Bagian Pertama
37. Para Pekerja di Kebun Anggur - Bagian Kedua
Prinsip tentang yang terdahulu dan yang terakhir
38. Perumpamaan tentang Pohon Ara
39. Perumpamaan tentang dua orang anak
40. Perumpamaan tentang Para Penggarap Kebun Anggur yang Jahat
41. Perumpamaan tentang Perjamuan Kawin
42. Perumpamaan tentang Pesta Perjamuan Besar 2
43. Perumpamaan tentang 10 Gadis-gadis yang Bijaksana & Bodoh
44. Perumpamaan tentang talenta
45. Pemisahan antara Kambing dan Domba 1
47. Perumpamaan tentang Kedatangan Yesus yang kedua
3. Perumpamaan Dalam Injil
a. Dalam Injil Matius
§ Perumpamaan selumbar dan balok
§ Perumpamaan dua orang buta
§ Perumpamaan dua orang buta,
§ Perumpamaan dua macam dasar (Matius 7:24-27)
§ Perumpamaan seorang penabur (Matius 13:3-23)
§ Perumpamaan lalang di antara gandum (Matius 13:24-30)
§ Perumpamaan biji sesawi (Matius 13:31-32)
§ Perumpamaan ragi (Matius 13:33)
§ Perumpamaan harta terpendam (Matius 13:44)
§ Perumpamaan mutiara yang berharga (Matius 13:45-46)
§ Perumpamaan pukat (Matius 13:47-50)
§ Perumpamaan domba yang hilang (Matius 18:12-14)
§ Perumpamaan pengampunan (Matius 18:22-35)
§ Perumpamaan orang-orang upahan di kebun anggur(Matius 20:1-16)
§ Perumpamaan dua orang anak (Matius 21:28-32)
§ Perumpamaan penggarap-penggarap kebun anggur (Matius 21:33-44)
§ Perumpamaan perjamuan kawin (Matius 22:1-14)
Tentang akhir jaman:
§ Perumpamaan pohon ara (Matius 24:32-35)
§ Nasihat supaya berjaga-jaga (Matius 24:37-44)
§ Perumpamaan hamba yang setia dan hamba yang jahat (Matius 24:45-51)
§ Perumpamaan gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh (Matius 25:1-13)
§ Perumpamaan talenta (Matius 25:14-30)
§ Perumpamaan domba dan kambing (Matius 25:31-34)
b. Dalam Injil Markus
§ Perumpamaan seorang penabur (Markus 4:1-20)
§ Perumpamaan pelita dan ukuran (4:21–25)
§ Perumpamaan benih yang tumbuh (4:26-29)
§ Perumpamaan biji sesawi (Markus 4:30-34)
§ Perumpamaan penggarap-penggarap kebun anggur (Markus 12:1-12)
§ Perumpamaan pohon ara (Markus 13:28-31)
§ Nasihat supaya berjaga-jaga (Markus 13:34-36)
c. Dalam Injil Lukas
§ Dua macam dasar Lukas 6:47-49
§ Perumpamaan seorang penabur (Lukas 8:4-15)
§ Perumpamaan tentang pelita (Lukas 8:16-18)
§ Orang Samaria yang murah hati (Lukas 10:25-37)
§ Perumpamaan orang yang meminjam roti (Lukas 11:5-13)
§ Orang kaya yang bodoh (Lukas 12:13-21)
§ Perumpamaan kewaspadaan (Lukas 12:35-40)
§ Perumpamaan hamba yang setia dan hamba yang jahat (Lukas 12:41-48)
§ Perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah (Lukas 13:6-9)
§ Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi (Lukas 13:18-21)
§ Perumpamaan tentang orang-orang yang berdalih (Lukas 14:15-24)
§ Perumpamaan domba yang hilang (Lukas 15:3-7)
§ Perumpamaan tentang dirham yang hilang (Lukas 15:8-10)
§ Perumpamaan tentang anak yang hilang (Lukas 15:11-32)
§ Perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur (Lukas 16:1-9)
§ Orang kaya dan Lazarus yang miskin (Lukas 16:19-31)
§ Perumpamaan tentang hakim yang tak benar (Lukas 18:1-8)
§ Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai (Lukas 18:9-14)
§ Perumpamaan tentang uang mina (Lukas 19:11-27)
§ Perumpamaan penggarap-penggarap kebun anggur (Lukas 20:9-19)
§ Perumpamaan pohon ara (Lukas 21:29-33)
§ Nasihat supaya berjaga-jaga (Lukas 21:34-38)
d. Dalam Injil Yohanes
§ Perumpamaan Gembala yang baik (Yohanes 10:1-21)
§ Perumpamaan pokok anggur yang benar (Yohanes 15:1-15)
4. Arti dan Penjelasan Setiap Perumpamaan
A. PERUMPAMAAN ANAK YANG HILANG
Perumpamaan anak yang hilang adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 15:11-32. Perumpamaan ini menceritakan tentang kasih seorang bapa kepada anaknya. Di dalam cerita ini, sekalipun titik beratnya adalah tentang si anak bungsu, namun sebenarnya si anak sulung juga memiliki peran di dalam cerita ini.
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang bapa yang memiliki dua orang anak. Pada suatu hari, anaknya yang bungsu ini meminta harta warisan yang menjadi bagian miliknya (yang seharusnya dibagikan ketika bapanya sudah meninggal). Kemudian dengan harta warisannya itu, dia pergi berfoya-foya ke negeri yang jauh.
Setelah uangnya habis, dan di negeri tempat dia berdiam itu timbul bahaya kelaparan, timbul penyesalannya mengapa ia harus pergi dari rumah ayahnya, karena ketika ia berada di negeri tersebut, ia sangat kelaparan, bahkan sampai-sampai ingin memakan ampas babi di tempatnya bekerja sebagai penjaga babi.
Kemudian anak itu akhirnya memutuskan untuk pulang, dengan berencana akan menjadi pekerja dari ayahnya saja. Dia berpikir, ayahnya pasti tidak mau menerimanya lagi sebagai anaknya. setelah perlakukannya terhadap ayahnya. Namun ternyata, apa yang terjadi sungguh di luar perkiraannya. Ayahnya bukan saja berlari menerimanya dengan gembira, namun segera memanggil pelayan-pelayannya untuk mengganti pakaian anaknya itu dengan pakaian yang indah beserta perhiasan-perhiasannya, serta mengadakan suatu pesta yang besar, karena katanya, "Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."
Namun, kakaknya si anak sulung ternyata tidak terima ayahnya memperlakukan si anak bungsu sebaik itu. Ia merasa iri, bahwa setelah sekian lama ia bekerja membantu ayahnya, tidak pernah ayahnya memperlakukannya sebaik itu. Ia marah dan tidak mau mengikuti pesta itu. Namun ayahnya kemudian datang padanya dan menjelaskan, bahwa selain bapanya itu tidak pernah menutup mata terhadap hal-hal yang anak sulungnya pernah lakukan untuk dirinya, bapanya juga menyadarkan bahwa sudah sepatutnya sang anak sulung ini bergembira, karena yang pulang ini adalah adiknya sendiri.
Penjelasan
Perumpamaan tentang anak yang hilang ini adalah suatu perumpamaan yang sering dipakai untuk menggambarkan kesetiaan Allah (yang sering digambarkan sebagai Bapa) yang tidak pernah berubah, sekalipun umatNya (digambarkan sebagai anak) sering menyakiti hatiNya dan meninggalkanNya untuk pergi menikmati kesenangan duniawi (digambarkan sebagai negeri yang jauh). Secara kenyataan, di dalam berbagai kesempatan, Tuhan memang menyatakan di dalam Alkitab bahwa umat-umatNya memang memiliki status dan kuasa sebagai anak-anakNya, bukan hanya perumpamaan saja.
Tuhan Yesus hendak menekankan bahwa seindah-indahnya kenikmatan duniawi yang dapat dipandang mata, suatu saat itu akan berbalik menjadi jerat yang akan membuat seseorang meninggalkan Tuhan, apabila kenikmatan itu dikejar melebihi apapun, bahkan kenikmatan yang kelihatannya tidak berdosa sekalipun. Yesus juga secara tidak langsung menyatakan bahwa "tempat tinggal" manusia yang sesungguhnya adalah berada di "rumah Bapa", dalam artian selalu bersekutu dan berhubungan dengan Tuhan, sebab analoginya, dengan tinggal di dalam satu rumah yang sama, maka orang-orang yang ada di dalamnya akan memiliki relasi yang kuat. Tuhan tidak ingin umatNya mencoba mengais-ais "kesenangan duniawi", padahal di dalam persekutuan dengan Dia, Tuhan hendak menyediakan suatu kesenangan yang sejati yang berlimpah.
Sebaliknya, anaknya yang sulung, sekalipun memang tidak pergi dari rumah bapanya, namun ia bekerja pada bapanya dengan berorientasi pada upah. Ia lama memendam keinginan untuk diperlakukan secara khusus oleh bapanya oleh karena ia menjadi satu-satunya anak bapanya, namun perlakuan itu tak kunjung datang. Padahal ia lupa, seluruh milik bapanya itu adalah miliknya juga. Bila ia ingin mengadakan pesta atau apapun yang ia suka, tentu bapanya tidak akan melarang. Namun dengan itu, dapat diketahui bahwa anak yang sulung ini pun tidak memiliki kasih, selalu menuntut penghargaan demi penghargaan dari bapanya. Ia bekerja hanya untuk dirinya sendiri.
Di akhir pengajarannya Yesus menekankan tujuanNya datang ke dunia adalah untuk mencari orang-orang yang terhilang, seperti kata-kata bapa itu:
Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. (Lukas 15:32)
Demikian pula Ia menekankan bahwa Ia tidak ingin umat-umatNya menjadi seperti anak yang sulung yang hanya memikirkan diri sendiri, tidak memiliki kasih terhadap adiknya yang bungsu, namun Ia ingin agar umat-umatNya peduli terhadap orang-orang yang belum mengenal Yesus.
Perumpamaan tentang anak yang hilang, seperti juga perumpamaan tentang domba yang hilang dan perumpamaan tentang dirham yang hilang, selalu diakhiri dengan pesta besar ketika hal yang hilang itu diketemukan. Dan semua perumpamaan itu berbicara tentang orang-orang berdosa yang belum mengenal Kristus. Bahkan, ada sukacita yang besar di Sorga oleh karena satu orang berdosa bertobat (Lukas 15:7) . Oleh karena itu mengapa dalam ketiga perumpamaan tersebut selalu diakhiri dengan pesta besar.
B. PERUMPAMAAN DUA ORANG ANAK
Perumpamaan tentang dua orang anak adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 21:28-32. Perumpamaan tentang orang hipokrit ini disampaikan dalam bentuk tanya jawab interaktif antara Yesus dan imam-imam serta tua-tua bangsa Yahudi.
"Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." (Matius 21:28-31a)
Penjelasan
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya." (Matius 21:31b-32)
Menurut Yesus adalah lebih baik bagi orang yang berdosa dan seolah-olah menolak perintah, namun akhirnya bertobat dan percaya ─ daripada orang yang nampaknya saleh dan seolah-olah mematuhi perintah (yang pada saat itu menunjuk pada imam-imam serta tua-tua bangsa Yahudi), namun tidak bertobat dan tetap berdosa. Ditekankan Yesus bahwa orang yang hatinya bertobat dan benar-benar melakukan perintah, bukan hanya di mulut saja, merekalah yang akan mendahului masuk Kerajaan Sorga.
C. PERUMPAMAAN DUA MACAM DASAR
Perumpamaan dua macam dasar adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Kisah ini tercantum di dalam Matius 7:24-27 dan Lukas 6:47-49.
Dua macam dasar
Perumpamaan ini menceritakan tentang dua orang, yang seorang bijaksana dan yang lain seorang yang bodoh. Orang yang bijaksana digambarkan mendirikan rumahnya di atas batu, sedangkan orang yang bodoh mendirikannya di atas pasir (Matius) atau tanah tanpa dasar (Lukas). Kemudian kedua rumah tersebut dilanda hujan dan banjir serta angin; rumah orang yang bijaksana digambarkan tetap berdiri setelah badai berlalu sebab dibangun dengan dasar yang kuat, yaitu batu; sedangkan rumah orang yang bodoh itu rubuh setelah dilanda badai sebab dibangun di atas dasar yang mudah goyah, yaitu pasir.
Penjelasan
Yesus sendiri yang menjelaskan tentang perumpamaan ini. Orang yang mendirikan rumahnya di atas batu melambangkan orang yang mendengar perkataan Yesus dan melakukannya, maka ketika hidupnya dilanda badai, ia akan tetap setia karena landasannya teguh; sedangkan orang yang mendirikan rumahnya di atas pasir melambangkan orang yang mendengar perkataan Yesus tetapi tidak melakukannya, maka ketika hidupnya dilanda badai, ia akan jatuh karena ia tidak mempunyai landasan yang kokoh.
D. PERUMPAMAAN TENTANG SEORANG PENABUR
Perumpamaan tentang seorang penabur adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 13:3-23, Markus 4:1-20, dan Lukas 8:4-15.
Seorang penabur benih.
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang penabur benih yang menaburkan benihnya. Dikisahkan bahwa benih yang ditaburkan jatuh ke empat jenis tanah:
1. sebagian benih jatuh di pinggir jalan
2. sebagian benih jatuh di tanah yang berbatu-batu
3. sebagian benih jatuh di tengah semak duri
4. sebagian benih jatuh di tanah yang baik
dan masing-masing benih tersebut bertumbuh berbeda-beda tergantung jenis tanahnya:
1. benih di pinggir jalan diinjak orang (kitab Lukas) dan dimakan habis oleh burung
2. benih di tanah yang berbatu-batu tumbuh dengan cepat tapi segera layu dan kering karena tidak berakar (Matius dan Markus) dan tidak mendapat air (Lukas)
3. benih di tengah semak duri terhimpit hingga mati dan tidak berbuah (Markus)
4. benih di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat (Matius dan Markus), ada yang tiga puluh kali lipat (Matius dan Markus)
Penjelasan
Yesus sendiri yang menjelaskan tentang perumpamaan ini kepada murid-muridNya saja. Penabur yang menaburkan benih adalah orang yang menaburkan Firman Tuhan. Benih yang jatuh ke tanah adalah firman yang masuk ke hati manusia. Setiap jenis tanah melambangkan jenis hati yang berbeda-beda:
1. di pinggir jalan melambangkan hati orang yang tidak mengerti firman yang dikabarkan dan datanglah iblis yang merampas firman tersebut dari hatinya, "supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan" (Lukas)
2. di tanah yang berbatu-batu melambangkan hati orang yang mendengar firman tersebut dan menerimanya, namun ia tidak tahan pencobaan, dan dalam masa pencobaan ia murtad
3. di tengah semak duri melambangkan hati orang yang mendengar firman tersebut tetapi terbuai oleh hal-hal duniawi (kekuatiran, kekayaan, kenikmatan hidup) sehingga ia tidak berbuah
4. di tanah yang baik melambangkan hati orang yang mendengar firman tersebut dan mengerti (Matius) atau menyambut (Markus) firman tersebut dan menyimpannya dalam hati (Lukas), dang mengeluarkan buah. (Buah dalam perupamaan-perumpamaan Yesus melambangkan hasil dari kematangan dan kedewasaan spiritual. Lihat pula Buah-buah Roh)
E. PERUMPAMAAN LALANG DI ANTARA GANDUM
Perumpamaan tentang lalang di antara gandum adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 13:24-30.
Lalang di antara gandum
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang yang menaburkan benih gandum yang baik di ladangnya. Dikisahkan bahwa ketika semua orang tidur, musuhnya datang lalu menaburkan benih lalang (ilalang) di antara benih gandum itu lalu pergi. Kedua tanaman itu bertumbuh bersama, lalu hamba penabur tersebut menanyakan asal benih lalang tersebut yang dijawab oleh tuannya bahwa benih lalang tersebut ditabur oleh musuhnya. Hamba-hambanya lalu mengusulkan untuk mencabuti lalang tersebut namun tidak diijinkan karena sang tuan tidak mau benih gandum yang baik ikut tercabut bersama-sama dengan lalang tersebut. Sang tuan lalu berkata bahwa lebih baik mereka dibiarkan tumbuh bersama hingga masa penuaian, di mana keduanya dapat dipisahkan, lalang akan diikat lalu dibakar, gandum akan dikumpulkan di dalam lumbung.
Penjelasan
Yesus tidak memberi penjelasan yang lebih mendalam tentang perumpamaan ini karena Ia menggunakan lambang-lambang yang sering Ia pakai di perumpamaan-perumpamaan lainnya (misalnya perumpamaan seorang penabur). Penabur benih gandum dalam cerita ini melambangkan Allah dan hamba/pekerja-pekerjanya adalah para hamba Tuhan. Benih melambangkan orang yang mendengar dan melakukan firman Tuhan (bandingkan dengan benih yang jatuh di tanah yang baik dalam perumpamaan seorang penabur), sedangkan lalang melambangkan orang-orang lainnya (dapat pula berarti agen-agen si jahat). Musuh tuan tersebut melambangkan iblis yang adalah musuh Allah. Waktu menuai/masa penuaian melambangkan akhir jaman pada saat orang yang benar akan dihakimi bersama-sama orang yang jahat, dan orang yang benar akan masuk ke Sorga sedangkan orang yang berdosa akan dihukum.
Lebih lanjut, percakapan antara hamba dan tuannya dapat ditafsirkan sebagai pertanyaan orang percaya kepada Allah mengapa ada kejahatan di dunia jika Allah hanya menciptakan yang baik. Jawaban Allah menunjukkan bahwa kejahatan ada di dunia karena perbuatan iblis. Keputusan Allah untuk menunggu hingga akhir jaman mengisyaratkan bahwa kejahatan akan dibiarkan berada di bumi hingga semua 'benih' tersebut telah 'matang'.
Lambang Makna
Penabur Allah
menabur menciptakan
benih gandum orang benar
ladang dunia
musuh iblis
benih lalang orang yang tidak mau bertobat
hamba hamba Tuhan/pelayan Tuhan
mencabut mengadili
waktu menuai akhir jaman
dibakar dihukum (ke dalam neraka)
dikumpulkan ke dalam lumbung masuk ke Kerajaan Sorga
F. PERUMPAMAAN BIJI SESAWI
Perumpamaan biji sesawi adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 13:31-32, Markus 4:30-34, dan Lukas 13:18-21.
Biji sesawi
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang yang menaburkan biji sesawi di ladangnya.
Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya. (Matius 13:32)
Penjelasan
Yesus menceritakan perumpamaan ini bersama-sama dengan perumpamaan ragi. Biji sesawi yang kecil melambangkan firman Tuhan yang tidak mencolok, pekerjaan Tuhan yang dimulai dalam bentuk yang sangat kecil dan tidak kelihatan, namun begitu biji ini mendapatkan tanah yang subur, yaitu hati orang yang melakukan firman Tuhan, maka firman tersebut akan bertumbuh besar di dalam orang tersebut dan banyak orang akan beroleh kebaikan karenanya (dilambangkan dengan burung-burung yang membuat sarang di pohon tersebut).
G. PERUMPAMAAN RAGI
Perumpamaan tentang ragi adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 13:33 sebagai kelanjuta dari perumpamaan biji sesawi dan Lukas 13:20-21. Perumpamaan ini merupakan salah satu perumpamaan terpendek yang digunakan Tuhan Yesus. Ragi.
Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat[1] sampai khamir seluruhnya. (Matius 13:33)
Penjelasan
Sama seperti jaman sekarang, pada jaman Yesus, ragi adalah bahan adonan yang dicampurkan ke dalam tepung terigu sehingga adonan tersebut akan mengembang ketika dipanggang. Tepung terigu yang tidak dicampur dengan ragi tidak akan mengembang ketika dipanggang dan tidak akan dapat dimakan. Sama seperti perumpamaan biji sesawi, perumpamaan ini menunjukkan bahwa firman Tuhan yang tidak mencolok, pekerjaan Tuhan yang dimulai dalam bentuk yang sangat kecil dan tidak kelihatan (dilambangkan dengan ragi) diperlukan oleh setiap manusia (dilambangkan dengan adonan tepung) untuk bertumbuh dengan benar.
H. PERUMPAMAAN TENTANG HARTA TERPENDAM
Perumpamaan tentang harta terpendam adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 13:44. Perumpamaan ini merupakan salah satu perumpamaan terpendek yang digunakan Tuhan Yesus. Perumpamaan ini memiliki persamaan dengan perumpamaan mutiara yang berharga yang dicatat di ayat berikutnya.
Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.
Penjelasan
Perlambangan Kerajaan Sorga seperti harta yang terpendam bermakna bahwa tidak semua orang menyadari akan keberadaan Kerajaan Sorga tersebut. Hanya orang yang mau menggali atau mencari tahulah yang menyadari keberadaannya. Orang yang menyadarinya digambarkan akan menjual segala miliknya, yaitu harta benda duniawinya, yang akan dianggapnya tidak berharga/tidak sepadan dibanding dengan harta/Kerajan Sorga yang baru ditemukannya.
Yesus menceritakan perumpamaan ini untuk memberitahukan bahwa hidup dengan menuruti firman Tuhan membutuhkan pengorbanan-pengorbanan duniawi yang terkadang tidak semua orang dapat merelakannya, namun Yesus menjanjikan bahwa upah yang akan diperoleh orang-orang tersebut adalah Kerajaan Sorga.
Penafsiran lainnya mengganggap bahwa orang yang disebut dalam kisah tersebut adalah Yesus yang membeli ladang tersebut dengan darahNya (mati disalib) yang akhirnya mendapatkan harta yang terpendam, yaitu orang-orang yang percaya.
I. PERUMPAMAAN MUTIARA YANG BERHARGA
Perumpamaan tentang mutiara yang berharga adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 13:45-46. Perumpamaan ini merupakan salah satu perumpamaan terpendek yang digunakan Tuhan Yesus. Perumpamaan ini memiliki persamaan dengan perumpamaan harta terpendam yang dicatat di ayat sebelumnya.
Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.
Penjelasan
Perlambangan Kerajaan Sorga seperti mutiara yang indah bermakna bahwa tidak semua orang mampu memiliki Kerajaan Sorga tersebut. Hanya orang yang mau mencarinya yang akan menemukannya, dan untuk mendapatkannya orang tersebut harus mengorbankan seluruh miliknya.
Penafsiran lainnya mengganggap bahwa mutiara melambangkan orang-orang yang percaya yang dibeli Yesus dengan darahNya (mati disalib)
J. PERUMPAMAAN PUKAT
Perumpamaan pukat adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 13:47-50. Dalam perumpamaan ini, Yesus mengajar tentang Sorga, neraka, dan akhir jaman.
Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. (Matius 13:47-48)
Penjelasan
Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. (Matius 13:49-50)
Pada jaman Yesus, terdapat 54 macam ikan di danau Galilea. Ikan yang berharga dan yang tidak berharga harus dipisahkan, dan yang tidak berharga akan dibuang.
K. PERUMPAMAAN DOMBA YANG HILANG
Perumpamaan tentang domba yang hilang adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 18:12-14 dan Lukas 15:3-7.
[sunting] Domba yang terhilang
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang gembala domba yang memiliki seratus ekor domba. Pada suatu hari salah seekor dombanya hilang, dan ia meninggalkan domba yang lainnya di pegunungan dan mencari seekor yang tersesat. Diceritakan bahwa ketika gembala tersebut menemukan domba yang hilang, maka kegembiraannya atas seekor domba itu lebih dari 99 ekor domba yang tidak sesat.
Penjelasan
Domba merupakan lambang yang sangat sering dijumpai di dalam Alkitab sejak jaman sebelum Daud, gembala domba yang menjadi raja Israel. Domba adalah binatang yang sangat bodoh yang tidak mampu mencari makan/minum sendiri tanpa tuntunan gembalanya, apalagi melindungi dirinya. Domba merupakan perlambangan dari manusia. Domba yang sesat/hilang melambangkan manusia yang berdosa/kehilangan kemuliaan Allah, sedangkan domba yang tidak sesat melambangkan orang yang benar, yaitu mereka yang telah percaya kepada Yesus, bertobat dari dosanya, dan kembali ke jalan yang benar. Setiap orang Kristen dilambangkan dengan seekor domba.
Gembala domba, di sisi lain, adalah orang yang mencukupi kebutuhan domba-dombanya, melindungi mereka dari serangan binatang buas, mengobati mereka yang terluka, dan menuntun mereka ke mana-mana. Sang Gembala Agung menunjuk pada sosok Yesus, dan titel 'gembala manusia' diteruskan hingga kini untuk menyebut seorang pendeta Kristen, yaitu gembala sidang.
Perumpamaan ini dijelaskan oleh Yesus dalam ayat ke-14 dan dalam kitab Lukas ayatnya yang 7:
Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang. (Matius 18:14)
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. (Lukas 15:7)
L. PERUMPAMAAN PENGAMPUNAN
Perumpamaan pengampunan adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 18:22-35. Perumpamaan ini menceritakan tentang dosa, pengampunan, dan kasih. Yesus menceritakan perumpamaan ini untuk menjawab pertanyaan Petrus pada ayat ke-21:
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
kemudian Yesus meneruskan dengan sebuah perumpamaan yang kemudian dijelaskanNya.
Pengampunan
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang hamba yang tidak mengenal belas kasihan. Suatu ketika seorang raja menagih hutang seorang hambanya sebanyak sepuluh ribu talenta (perak). Hamba tersebut tidak mampu melunasi hutangnya, maka sang raja memerintahkan supaya ia dijual beserta anak-isterinya dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Hamba tersebut memohon belas kasihan sang raja dan sang raja mengabulkannya dan menghapus hutangnya.
Setelah keluar, hamba tersebut bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ketika ia menangkap dan mencekik kawannya itu dan menagih hutangnya, maka kawan tersebut memohon belas kasihan karena ia tidak mampu melunasi hutangnya. Tidak hanya menolak mengampuni, tetapi hamba yang tidak mengenal belas kasihan ini menjebloskan kawannya ini ke penjara sampai hutangnya lunas.
Mengetahui perbuatannya, maka kawan-kawannya yang lain sangat sedih dan melaporkannya kepada sang Raja. Raja itupun marah dan ia menyerahkan hamba yang jahat tersebut kepada algojo-algojo (atau para penyiksa) sampai hutangnya lunas.
Penjelasan
Raja di dalam cerita tersebut melambangkan Allah, dan hamba yang berhutang adalah manusia yang berdosa. Ketika Allah mau menagih perbuatan dosa yang dilakukan manusia, maka manusia tidak mampu melunasi hutang dosa mereka, karena tidak ada yang dapat diperbuat manusia untuk melunasinya. Allah berhak untuk menghukum manusia karena hal tersebut, namun karena belas kasihannya, ia mengampuni manusia dan menghapus dosa-dosa mereka (melalui Yesus yang mati disalibkan menebus hutang dosa dengan darahNya).
Manusia yang tidak tahu berterima kasih bertemu dengan saudaranya yang berbuat salah kepadanya, tidak mencontoh belas kasihan yang ditunjukkan oleh Allah, manusia malah menghakimi saudara mereka sendiri tanpa sedikitpun berbelas kasihan. Ia tidak belajar dari pelajaran yang diberikan oleh Allah bahwa Ia telah diampuni dan diberi belas kasihan, maka pada akhirnya Allah akan menghukum orang tersebut yang menindas sesamanya.
Perumpamaan ini disimpulkan oleh Yesus dalam ayat ke-35:
Maka BapaKu yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. (Matius 18:35)
Dalam Matius 18:21-22 yang mendahului perumpamaan ini Yesus mengajarkan kepada Petrus (dan murid-muridNya yang lain) untuk selalu mengampuni orang lain:
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
Pengajaran yang senada juga didapat di Lukas 17:3-4, ketika Yesus mengajar murid-muridNya:
Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.
M. PERUMPAMAAN ORANG-ORANG UPAHAN DI KEBUN ANGGUR
Perumpamaan orang-orang upahan di kebun anggur adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 20:1-16. Perumpamaan ini menceritakan tentang kerajaan Sorga, keadilan, dan iri hati.
Orang-orang upahan di kebun anggur
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang tuan yang pagi-pagi mencari pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia menemukan pekerja-pekerja, mereka sepakat dengan upah sedinar[1] sehari. Pukul sembilan pagi, sang tuan menemukan orang-orang yang menganggur yang lain, lalu sang tuan menyuruh mereka bekerja di kebunnya dengan upah yang sang tuan anggap pantas. Kira-kira pukul dua belas dan tiga petang dan lima petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.
Malam harinya, ketika para pekerja hendak pulang, sang tuan membayar masing-masing dari mereka satu dinar. Para pekerja yang datang lebih pagi bersungut-sungut kepada tuannya, karena mereka mengira akan mendapat lebih banyak uang. Tetapi tuan tersebut menjawab bahwa ia bebas mempergunakan miliknya, termasuk menunjukkan kemurahan hatinya untuk orang yang masuk terakhir, dan ia mengingatkan mereka untuk tidak iri hati.
Penjelasan
Tuan di dalam cerita tersebut melambangkan Allah, dan hamba-hambanya adalah manusia yang berdosa. Allah memanggil dan menyelamatkan manusia dari dosa (kepengangguran) atas inisiatif Allah sendiri. Ia memberikan manusia pekerjaan di dunia (kebun anggurnya) untuk mengusahakan dunia ini. Pekerja yang dipanggil di pagi hari melambangkan orang yang percaya sejak muda. Semakin sore menunjuk kepada usia yang semakin tua ketika percaya kepada Yesus. Di akhir jaman nanti (malam hari), Allah akan mengumpulkan orang percaya (pekerja-pekerjanya) dan membagikan upah mereka, yaitu keselamatan (sedinar uang). Upah tersebut tidak dibeda-bedakan dalam arti mereka yang percaya sejak lahir tidak mendapat upah yang lebih besar dari mereka yang percaya menjelang ajal.
Yesus memperingati murid-muridNya supaya tidak iri hati, karena pengampunan dan keselamatan adalah karunia yang diberikan Allah - dengan kata lain merupakah hak prerogatif Allah - dan manusia tidak dapat mengharapkan lebih daripada yang Tuhan mau berikan. Perumpamaan ini tidak berarti bahwa menjadi orang percaya sejak muda adalah sebuah kerugian, karena seperti pekerja yang tidak tahu kapan ia akan dipanggil, manusia juga tidak tahu kapan ia akan mati dan menghadapi penghakiman. Panggilan pada usia muda maupun pada usia lanjut adalah semua hasil karya Allah yang sama sekali tidak berhubungan dengan usaha manusia (maupun sebaliknya ketiadaan usaha manusia).
Di akhir pengajarannya Yesus menasihatkan:
Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang
N. PERUMPAMAAN PENGGARAP-PENGGARAP KEBUN ANGGUR
Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 21:33-44, Markus 12:1-12, dan Lukas 20:9-19.
Penggarap-penggarap kebun anggur
Ada seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain untuk waktu yang agak lama. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu, lalu menyuruh mereka pergi dengan tangan hampa. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu.
Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.
Penjelasan
Tuan tanah tersebut melambangkan Allah dan para penggarap kebun anggur adalah orang-orang Israel (lebih tepatnya para pemimpin agama seperti orang-orang Farisi. Lihat Matius 21:45). Allah berulang kali mengirim utusannya, nabi-nabi, kepada orang Israel dengan harapan mereka akan bertobat, namun orang-orang Israel tidak mendengarkan mereka dan bahkan membunuhi nabi-nabi tersebut. Akhirnya Allah mengirimkan sang Anak yang dikasihi, yaitu Yesus, namun ketika orang Israel melihat dan mendengar Yesus, mereka membunuhnya (dalam hal ini perumpamaan Yesus tersebut menubuatkan tentang apa yang akan terjadi pada Yesus)
Allah kemudian akan menghukum Israel dan memberikan keselamatan kepada bangsa-bangsa lain yang belum mengenal Tuhan seperti tertulis pada Matius 21:42-42
Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu [orang Israel] dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. (Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.)
O. PERUMPAMAAN PERJAMUAN KAWIN
Perumpamaan tentang perjamuan kawin adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 22:1-14. Perumpamaan ini hampir sama dengan perumpamaan yang ditulis Lukas yang bertajuk perumpamaan orang-orang yang berdalih.
Perjamuan kawin
Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.
Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.
Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih. — Matius 22:2-14
Penjelasan
Raja tersebut melambangkan Allah, dan perjamuan kawin tersebut melambangkan Surga. Para undangan melambangkan umat pilihan Allah, yakni bangsa Israel. Allah mengundang umat pilihannya, namun mereka tidak mau datang. Allah lalu mengutus Yesus kepada orang Israel, namun orang Israel tetap tidak mau percaya, dan bahkan menangkap, menyiksa dan membunuh Yesus. Maka Allah lalu menghukum mereka dengan menghancurkan Israel oleh bangsa Romawi dan bangsa-bangsa lainnya sehingga bangsa Israel tercerai-berai hingga abad ke-20.
Lalu Allah berpaling kepada bangsa-bangsa lain dan memberikan anugerah keselamatan kepada segala bangsa. Ia mengutus hamba-hambanya yang lain, yaitu para misionaris-misionaris ke seluruh dunia untuk mengundang orang-orang masuk ke dalam kerajaan Surga. Banyak orang jahat maupun baik yang mendengar undangan tersebut dan mau datang, namun orang-orang yang jahat datang tanpa mempersiapkan diri, yang dilambangkan dengan tidak berpakaian pesta. Allah akan menghukum mereka dengan melemparkan mereka ke neraka (kegelapan yang paling gelap). Di akhir perumpamaan itu Yesus memberi konklusi:
Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih. (Matius 22:14)
P. PERUMPAMAAN POHON ARA
Perumpamaan pohon ara dan Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah adalah dua buah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Perumpamaan pohon ara tercantum di Matius 24:32-35, Markus 13:28-31, dan Lukas 21:29-33 sedangkan perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah tercantum di dalam Lukas 13:6-9.
Pohon ara yang tidak berbuah
Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
Q. PERUMPAMAAN BERJAGA-JAGA
Perumpamaan berjaga-jaga atau Nasihat supaya berjaga-jaga adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 24:37-44, Markus 13:33-37, dan Lukas 21:34-36. Ini adalah satu-satunya perumpamaan Yesus yang berbentuk nasihat. Nasihat ini hampir sama isinya dengan perumpamaan hamba yang menantikan tuannya.
Berjaga-jaga
Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta, supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah! Markus 13:33-37
R. PERUMPAMAAN HAMBA YANG SETIA DAN HAMBA YANG JAHAT
Perumpamaan hamba yang setia dan hamba yang jahat adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 24:45-51 sebagai kelanjutan dari perumpamaan berjaga-jaga dan dalam Lukas 12:41-48 sebagai kelanjutan dari perumpamaan kewaspadaan
Hamba yang setia dan hamba yang jahat
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang hamba yang setia dan seorang hamba yang jahat yang dipercayai oleh tuannya. Pada saat tuannya melihat hamba yang setia melakukan tugasnya, tuan tersebut akan mengangkatnya menjadi pengawas segala miliknya. Tetapi hamba yang jahat berpikir bahwa tuannya tidak datang-datang dan mulai memukuli hamba-hamba lain, dan bermabuk-mabukan, maka ketika tuan tersebut datang dengan tiba-tiba dan melihatnya, tuan tersebut "akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi" (ayat 51)
"Hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan.
Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut." (Lukas 12:47-48)
S. PERUMPAMAAN GADIS-GADIS YANG BIJAKSANA DAN GADIS-GADIS YANG BODOH
Gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh atau perumpamaan sepuluh anak dara adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 25:1-13.
Gadis yang bijaksana dan gadis yang bodoh
Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya. — Matius 25:1-13
T. PERUMPAMAAN TALENTA
Perumpamaan tentang talenta atau perumpamaan tentang uang mina adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 25:14-30 dan Lukas 19:12-27
Talenta
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang tuan yang mempercayakan uangnya kepada ketiga hambanya. Hamba yang pertama dipercayakan lima talenta, yang kedua dipercayakan dua, yang ketiga dipercayakan satu. (dalam kitab Lukas disebutkan sang tuan membagikan sepuluh mina kepada sepuluh hambanya, masing-masing menerima satu mina, namun pada akhirnya hanya tiga pula yang diceritakan). Setelah itu sang tuan pergi.
Diceritakan hamba yang pertama yang dipercayakan lima talenta berhasil memperoleh laba lima talenta, sementara hamba yang kedua yang dipercayakan dua talenta berhasil memperoleh laba dua talenta, namun hamba yang ketiga yang dipercayakan satu talenta menyembunyikan uangnya sehingga tidak mendapat laba apa-apa. (dalam kitab Lukas disebutkan hamba I memperoleh laba 10 mina, hamba II memperoleh laba 5 mina, sedangkan hamba III juga menyimpan uangnya.)
Setelah sang tuan kembali dan bertemu dengan hamba pertamanya, maka sang tuan memberinya tanggung jawab yang lebih besar (dalam kitab Lukas disebutkan ia diberikan sepuluh kota), lalu hamba keduanya juga diberikan tanggung jawab yang lebih besar (dalam kitab Lukas disebutkan ia diberikan lima kota), tetapi hamba yang ketiga dihukum, dan uang yang dipercayakan kepadanya diberikan kepada hamba yang pertama.
Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Matius 25:29-30
U. PERUMPAMAAN DOMBA DAN KAMBING
Perumpamaan domba dan kambing atau perumpamaan penghakiman terakhir adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 25:31-34
Domba dan kambing
Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Matius 25:31-34
Perumpamaan pelita dan ukuran
Perumpamaan tentang pelita dan tentang ukuran adalah dua buah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Perumpamaan tentang pelita tercantum di dalam Lukas 8:16-18, lalu diulangi dalam Lukas 11:33-36. Markus 4:21-25 menceritakan tentang kedua-duanya. Kedua perumpamaan ini memiliki paralel dengan Kotbah di Bukit Yesus (Matius 5:15-16, Matius 6:22-23)
V. PELITA DAN UKURAN
Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya." — Markus 4:21-25
Penjelasan
Lukas 11:33-36 dan Matius 6:22-23 dapat digunakan untuk menerangkan perumpamaan tersebut
Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu. Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan. Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya.
W. PERUMPAMAAN ORANG SAMARIA YANG MURAH HATI
Orang Samaria yang murah hati adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 10:25-37. Perumpamaan ini menggambarkan cinta kasih yang tidak terbatas, bahkan cinta kasih kepada orang yang membenci sekalipun. Cerita ini penting, sebab ini adalah salah satu asas atau dasar agama Kristen yaitu: cinta kasih sesama.
Orang Samaria yang murah hati
Yesus mengisahkan cerita ini kepada seorang ahli Taurat yang menanyakan kepadanya, apa yang harus diperbuatnya untuk mendapatkan hidup kekal.
Maka ujar Yesus sambil kata-Nya, "Bahwa adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; maka jatuhlah ia ke tangan penyamun, yang merampas pakaiannya serta memukul dia, lalu pergi meninggalkan dia hampir mati. Kebetulan turunlah dengan jalan itu juga seorang imam; apabila dilihatnya dia, maka menyimpanglah ia melintas dia.
Sedemikianpun seorang suku bangsa Lewi, apabila sampai ke tempat itu serta terpandang akan dia, maka menyimpanglah ia melintas dia. Tetapi seorang Samaria, yang sedang berjalan datang ke tempat ia terhantar; apabila terpandang akan dia, maka jatuhlah kasihannya, lalu ia menghampiri dia serta membebatkan lukanya, sambil menuang minyak dan air anggur ke atasnya; setelah itu ia pun menaikkan dia ke atas keledainya sendiri, lalu membawa dia ke rumah tumpangan, serta membela dia. Pada keesokan harinya dikeluarkannya dua dinar, diberikannya kepada tuan rumah tumpangan itu sambil katanya: Belakanlah dia, dan barang apa yang engkau belanjakan lebih daripada itu aku ganti, apabila aku datang kembali."
Penjelasan
Orang Samaria adalah orang yang dimusuhi dan dibenci oleh orang Yahudi. Karena itu, si korban dalam kisah Yesus ini sama sekali tidak mengharapkan pertolongannya, namun dari ketiga orang yang melihatnya, justru orang inilah yang turun tangan dan bersedia menolongnya.
Frase "orang Samaria yang murah hati" menjadi ungkapan sehari-hari bagi seseorang yang bersedia menolong orang lain - bahkan yang tidak dikenal sekalipun - tanpa pamrih.
X. PERUMPAMAAN ORANG YANG MEMINJAM ROTI
Perumpamaan orang yang meminjam roti adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 11:5-13
Orang yang meminjam roti
Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara.
Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?
Penjelasan
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.
Y. PERUMPAMAAN ORANG KAYA YANG BODOH
Orang kaya yang bodoh adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 12:13-21
Orang kaya yang bodoh
Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah. Lukas 12:16-21
Z. PERUMPAMAAN KEWASPADAAN
Perumpamaan kewaspadaan atau perumpamaan hamba yang menantikan tuannya adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 12:35-40Perumpamaan ini hampir sama dengan perumpamaan yang ditulis Matius dan Lukas yang bertajuk nasihat untuk berjaga-jaga.
Kewaspadaan
Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya. Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan. — Lukas 12:35-40
AA. PERUMPAMAAN ORANG-ORANG YANG BERDALIH
Perumpamaan tentang orang-orang yang berdalih adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 14:16-24. Perumpamaan ini hampir sama dengan perumpamaan yang ditulis Matius yang bertajuk perumpamaan perjamuan kawin.
Orang-orang yang berdalih
Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku. Lukas 14:16b-24
Penjelasan
Orang yang mengadakan perjamuan tersebut melambangkan Allah, dan perjamuan tersebut melambangkan Surga. Para undangan melambangkan umat pilihan Allah, yakni bangsa Israel. Allah mengundang umat pilihannya, namun mereka menolak undangan tersebut, sehingga Allah berpaling kepada orang-orang yang sebenarnya tidak layak, yaitu bangsa-bangsa bukan Israel, dan mengundang mereka semua untuk memasuki kerajaan Surga.
BB. PERUMPAMAAN BENDAHARA YANG TIDAK JUJUR
Perumpamaan bendahara yang tidak jujur atau Perumpamaan bendahara yang cerdik adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 16:1-13
[sunting] Bendahara yang cerdik
Perumpamaan in menceritakan tentang bendahara yang cerdik. Pada suatu ketika bendahara tersebut dituduh menghamburkan milik tuannya, lalu sang tuan menyuruhnya bertanggung jawab atau ia akan dipecat. Sang bendahara berpikir bahwa ia tidak dapat hidup jika ia dipecat karena ia tidak bisa kerja kasar dan ia malu untuk mengemis. Kemudian ia memiliki suatu rencana.
Bendahara tersebut memanggil satu-persatu orang yang berhutang kepada tuannya, kepada yang berhutang seratus tempayan minyak, ia membuat surat hutang yang baru sebesar lima puluh tempayan. Kepada yang berhutang seratus pikul gandum, ia membuat surat hutang yang baru sebesar delapan puluh pikul, dan seterusnya. Dengan demikian ketika ia tidak mempunyai pekerjaan nantinya, ia memiliki banyak orang yang berhutang budi kepadanya yang akan dapat membantunya.
Tuan tersebut yang mengetahuinya memuji bendahara itu karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.
Penjelasan
Menurut komentari Alkitab New Jerusalem Bible, dijelaskan bahwa biasanya para bendahara mendapatkan komisi dari hasil penjualan tuannya. Dengan mengurangi surat hutang seseorang, bendahara tersebut tidak merugikan tuannya, melainkan hanya mengorbankan keuntungan pribadinya. Oleh sebab itulah ia dipuji tuannya sebagai "cerdik".
CC. PERUMPAMAAN ORANG KAYA DAN LAZARUS YANG MISKIN
Perumpamaan orang kaya dan Lazarus yang miskin adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya Kisah ini tercantum di dalam Lukas 16:19-31.
[sunting] Orang kaya dan Lazarus yang miskin
Dalam perumpamaan ini, Yesus mengisahkan tentang kehidupan dua orang yang sangat kontras: seorang yang sangat kaya-raya, yang digambarkan selalu mengenakan pakaian yang mahal dan berpesta-pora dalam kemewahan, dan pengemis yang bernama Lazarus yang badannya penuh dengan borok dan menantikan belas-kasihan orang di dekat pintu si orang kaya itu. Untuk mengobati kelaparannya, Lazarus hanya mengharapkan sekadar pemberian sisa-sisa makanan yang jatuh dari meja si orang kaya. Namun jangankan belas-kasihan, yang datang menghampiri Lazarus justru adalah anjing-anjing yang menjilati boroknya. Dari gambaran ini, tampak Yesus ingin melukiskan betapa hinanya keadaan si miskin Lazarus di dunia.
Pada suatu hari, baik Lazarus maupun si orang kaya itu meninggal dunia. Kini keadaan malah berbalik seratus delapan puluh derajat. Lazarus yang miskin justru disambut oleh para malaikat dan dibawa ke pangkuan Abraham, leluhur Israel. Dari gambaran ini terlihat bahwa Lazarus memperoleh kemuliaan yang tinggi.
Tentang si orang kaya, ternyata ia menderita sengsara di alam maut. Ia hanya dapat melihat dari kejauhan Abraham dan Lazarus yang duduk di pangkuannya. Melihat ini, si orang kaya berseru kepada Abraham agar kiranya Lazarus dapat disuruh meneteskan setitik air di lidahnya, karena ia sangat menderita. Namun Abraham mengatakan hal itu tidak mungkin terjadi.
Mendengar jawaban itu, si orang kaya kini memohon agar kiranya Abraham mengutus seseorang kepada sanak-keluarganya yang masih hidup, untuk memperingatkan mereka agar tidak mengulangi gaya hidupnya di dunia dahulu. Namun Abraham menjawab bahwa mereka telah mendengar ajaran Musa dan para nabi, dan itu mestinya sudah cukup bagi mereka.
Penjelasan
Melalui perumpamaan ini Yesus mengajarkan bahwa kepada manusia sudah cukup diberikan segala petunjuk bagaimana semestinya mereka menunjukkan kepedulian kepada sesamanya. Ia hanya perlu mengikuti semua ajaran Musa dan para nabi, dan tidak perlu menunggu keajaiban seperti mendengar laporan dari orang yang kembali dari kematian.
DD. PERUMPAMAAN HAKIM YANG TIDAK BENAR
Perumpamaan hakim yang tidak benar adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 18:1-8.
Hakim yang tidak benar
Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku. Lukas 18:2-5
Penjelasan
Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi? Lukas 18:6-8
EE. PERUMPAMAAN ORANG FARISI DENGAN PEMUNGUT CUKAI
Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 18:9-14
Orang Farisi dengan pemungut cukai
Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak.
Penjelasan
Yesus menjelaskan bahwa "Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." Orang Farisi tersebut yang melakukan hukum Taurat agar dilihat orang tidak akan dibenarkan oleh Tuhan, tetapi orang berdosa yang merendahkan dirinya dan mengakui dosanya akan diampuni.
FF. PERUMPAMAAN TENTANG UANG MINA DAN TALENTA
Adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 25:14-30 dan Lukas 19:12-27.
Mengenai Penulis : BULIR SESAWI MALUDIN SITANGGANG
S-1 Teknik Mesin USU, S-2 Material Sciences UI, Ketua Dewan Redaksi Jurnal Ilmu dan Rekayasa Teknologi Industri (JIRTI), Sekretaris Dewan Redaksi Jurnal Antariksa Nasional (JANNAS), Ahli Peneliti Muda (IV-C) LAPAN, Sekretaris LITBANG UMT, Mantan Pimpinan Jemaat (di HKBP), dll.
(Selesai)
Oleh : St. Ir. Maludin Sitanggang, M.Sc.
1. Pendahuluan
Perumpamaan ialah susunan katakata yang indah, ringkas, dan kemas serta mempunyai maksud yang tersirat. Biasanya, perumpamaan dimulai dengan kata bagai, ibarat, laksana, seperti, dan umpama.
2. Perumpamaan Yesus
Perumpamaan Yesus adalah perumpamaan (semacam analogi) yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah-kisah perumpamaan ini terdapat dalam semua kitab Injil: Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Kitab Matius memuat perumpamaan dengan jumlah yang terbanyak.
Perumpamaan-perumpamaan Yesus ini cukup sederhana dan cukup mudah untuk diingat. Oleh karena itu, perumpamaan tersebut masih dapat diceritakan dari mulut ke mulut, sebelum akhirnya menjadi bentuk tertulis, bertahun-tahun setelah wafatnya Yesus. Salah satu sifat perumpamaan adalah penggambaran secara sepintas sebuah cerita yang sederhana dan lugas, namun memiliki makna yang jauh lebih dalam jika direnungkan lebih jauh.
Perumpamaan Yesus dalam Injil meliputi :
1. Perumpamaan tentang Kantong Kulit yang Lama dan yang Baru
2. Perumpamaan tentang Seorang Penabur Benih
3. Perumpamaan tentang Penabur - dari Sudut Pandang Keselamatan II
4. Perumpamaan tentang Pelita
5. Perumpamaan tentang Benih yang Tumbuh dengan Sendirinya
6. Perumpamaan tentang Lalang di antara Gandum
7. Perumpamaan tentang Benih Sesawi
8. Perumpamaan tentang Harta yang Terpendam
9. Perumpamaan tentang Mutiara
10. Perumpamaan tentang Ragi
11. Perumpamaan tentang Pukat
12. Perumpamaan tentang Ahli Taurat yang Menerima Pelajaran tentang Hal Kerajaan Surga
13. Perumpamaan tentang Orang Kaya yang Bodoh
14. Perumpamaan tentang Orang Samaria yang Murah Hati
15. Perumpamaan tentang Pohon Ara yang Mandul
16. Perumpamaan tentang Sahabat pada Tengah Malam
17. Perumpamaan tentang Tamu-tamu
18. Perumpamaan tentang Pesta Perjamuan Besar I
19. Perumpamaan tentang Pelita Diatas Kaki Dian
22. Perumpamaan tentang Pembangunan Menara dan tentang Raja yang akan Maju Berperang
23. Perumpamaan tentang Domba yang Hilang
24. Perumpamaan tentang Uang Dirham yang Hilang
25. Perumpamaan tentang Anak yang telah Mati dan Hidup Kembali
26. Perumpamaan tentang Dua Anak yang Hilang
27. Perumpamaan tentang Bendahara yang Tidak Setia
28. Perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus
29. Perumpamaan tentang Hamba yang Tidak berguna
30. Perumpamaan tentang Hakim yang Tidak Adil
33. Perumpamaan tentang orang Farisi dan Pemungut cukai
34. Perumpamaan tentang Uang Mina
35. Perumpamaan tentang Hamba yang Tidak Mengampuni
36. Para Pekerja di Kebun Anggur - Bagian Pertama
37. Para Pekerja di Kebun Anggur - Bagian Kedua
Prinsip tentang yang terdahulu dan yang terakhir
38. Perumpamaan tentang Pohon Ara
39. Perumpamaan tentang dua orang anak
40. Perumpamaan tentang Para Penggarap Kebun Anggur yang Jahat
41. Perumpamaan tentang Perjamuan Kawin
42. Perumpamaan tentang Pesta Perjamuan Besar 2
43. Perumpamaan tentang 10 Gadis-gadis yang Bijaksana & Bodoh
44. Perumpamaan tentang talenta
45. Pemisahan antara Kambing dan Domba 1
47. Perumpamaan tentang Kedatangan Yesus yang kedua
3. Perumpamaan Dalam Injil
a. Dalam Injil Matius
§ Perumpamaan selumbar dan balok
§ Perumpamaan dua orang buta
§ Perumpamaan dua orang buta,
§ Perumpamaan dua macam dasar (Matius 7:24-27)
§ Perumpamaan seorang penabur (Matius 13:3-23)
§ Perumpamaan lalang di antara gandum (Matius 13:24-30)
§ Perumpamaan biji sesawi (Matius 13:31-32)
§ Perumpamaan ragi (Matius 13:33)
§ Perumpamaan harta terpendam (Matius 13:44)
§ Perumpamaan mutiara yang berharga (Matius 13:45-46)
§ Perumpamaan pukat (Matius 13:47-50)
§ Perumpamaan domba yang hilang (Matius 18:12-14)
§ Perumpamaan pengampunan (Matius 18:22-35)
§ Perumpamaan orang-orang upahan di kebun anggur(Matius 20:1-16)
§ Perumpamaan dua orang anak (Matius 21:28-32)
§ Perumpamaan penggarap-penggarap kebun anggur (Matius 21:33-44)
§ Perumpamaan perjamuan kawin (Matius 22:1-14)
Tentang akhir jaman:
§ Perumpamaan pohon ara (Matius 24:32-35)
§ Nasihat supaya berjaga-jaga (Matius 24:37-44)
§ Perumpamaan hamba yang setia dan hamba yang jahat (Matius 24:45-51)
§ Perumpamaan gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh (Matius 25:1-13)
§ Perumpamaan talenta (Matius 25:14-30)
§ Perumpamaan domba dan kambing (Matius 25:31-34)
b. Dalam Injil Markus
§ Perumpamaan seorang penabur (Markus 4:1-20)
§ Perumpamaan pelita dan ukuran (4:21–25)
§ Perumpamaan benih yang tumbuh (4:26-29)
§ Perumpamaan biji sesawi (Markus 4:30-34)
§ Perumpamaan penggarap-penggarap kebun anggur (Markus 12:1-12)
§ Perumpamaan pohon ara (Markus 13:28-31)
§ Nasihat supaya berjaga-jaga (Markus 13:34-36)
c. Dalam Injil Lukas
§ Dua macam dasar Lukas 6:47-49
§ Perumpamaan seorang penabur (Lukas 8:4-15)
§ Perumpamaan tentang pelita (Lukas 8:16-18)
§ Orang Samaria yang murah hati (Lukas 10:25-37)
§ Perumpamaan orang yang meminjam roti (Lukas 11:5-13)
§ Orang kaya yang bodoh (Lukas 12:13-21)
§ Perumpamaan kewaspadaan (Lukas 12:35-40)
§ Perumpamaan hamba yang setia dan hamba yang jahat (Lukas 12:41-48)
§ Perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah (Lukas 13:6-9)
§ Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi (Lukas 13:18-21)
§ Perumpamaan tentang orang-orang yang berdalih (Lukas 14:15-24)
§ Perumpamaan domba yang hilang (Lukas 15:3-7)
§ Perumpamaan tentang dirham yang hilang (Lukas 15:8-10)
§ Perumpamaan tentang anak yang hilang (Lukas 15:11-32)
§ Perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur (Lukas 16:1-9)
§ Orang kaya dan Lazarus yang miskin (Lukas 16:19-31)
§ Perumpamaan tentang hakim yang tak benar (Lukas 18:1-8)
§ Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai (Lukas 18:9-14)
§ Perumpamaan tentang uang mina (Lukas 19:11-27)
§ Perumpamaan penggarap-penggarap kebun anggur (Lukas 20:9-19)
§ Perumpamaan pohon ara (Lukas 21:29-33)
§ Nasihat supaya berjaga-jaga (Lukas 21:34-38)
d. Dalam Injil Yohanes
§ Perumpamaan Gembala yang baik (Yohanes 10:1-21)
§ Perumpamaan pokok anggur yang benar (Yohanes 15:1-15)
4. Arti dan Penjelasan Setiap Perumpamaan
A. PERUMPAMAAN ANAK YANG HILANG
Perumpamaan anak yang hilang adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 15:11-32. Perumpamaan ini menceritakan tentang kasih seorang bapa kepada anaknya. Di dalam cerita ini, sekalipun titik beratnya adalah tentang si anak bungsu, namun sebenarnya si anak sulung juga memiliki peran di dalam cerita ini.
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang bapa yang memiliki dua orang anak. Pada suatu hari, anaknya yang bungsu ini meminta harta warisan yang menjadi bagian miliknya (yang seharusnya dibagikan ketika bapanya sudah meninggal). Kemudian dengan harta warisannya itu, dia pergi berfoya-foya ke negeri yang jauh.
Setelah uangnya habis, dan di negeri tempat dia berdiam itu timbul bahaya kelaparan, timbul penyesalannya mengapa ia harus pergi dari rumah ayahnya, karena ketika ia berada di negeri tersebut, ia sangat kelaparan, bahkan sampai-sampai ingin memakan ampas babi di tempatnya bekerja sebagai penjaga babi.
Kemudian anak itu akhirnya memutuskan untuk pulang, dengan berencana akan menjadi pekerja dari ayahnya saja. Dia berpikir, ayahnya pasti tidak mau menerimanya lagi sebagai anaknya. setelah perlakukannya terhadap ayahnya. Namun ternyata, apa yang terjadi sungguh di luar perkiraannya. Ayahnya bukan saja berlari menerimanya dengan gembira, namun segera memanggil pelayan-pelayannya untuk mengganti pakaian anaknya itu dengan pakaian yang indah beserta perhiasan-perhiasannya, serta mengadakan suatu pesta yang besar, karena katanya, "Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."
Namun, kakaknya si anak sulung ternyata tidak terima ayahnya memperlakukan si anak bungsu sebaik itu. Ia merasa iri, bahwa setelah sekian lama ia bekerja membantu ayahnya, tidak pernah ayahnya memperlakukannya sebaik itu. Ia marah dan tidak mau mengikuti pesta itu. Namun ayahnya kemudian datang padanya dan menjelaskan, bahwa selain bapanya itu tidak pernah menutup mata terhadap hal-hal yang anak sulungnya pernah lakukan untuk dirinya, bapanya juga menyadarkan bahwa sudah sepatutnya sang anak sulung ini bergembira, karena yang pulang ini adalah adiknya sendiri.
Penjelasan
Perumpamaan tentang anak yang hilang ini adalah suatu perumpamaan yang sering dipakai untuk menggambarkan kesetiaan Allah (yang sering digambarkan sebagai Bapa) yang tidak pernah berubah, sekalipun umatNya (digambarkan sebagai anak) sering menyakiti hatiNya dan meninggalkanNya untuk pergi menikmati kesenangan duniawi (digambarkan sebagai negeri yang jauh). Secara kenyataan, di dalam berbagai kesempatan, Tuhan memang menyatakan di dalam Alkitab bahwa umat-umatNya memang memiliki status dan kuasa sebagai anak-anakNya, bukan hanya perumpamaan saja.
Tuhan Yesus hendak menekankan bahwa seindah-indahnya kenikmatan duniawi yang dapat dipandang mata, suatu saat itu akan berbalik menjadi jerat yang akan membuat seseorang meninggalkan Tuhan, apabila kenikmatan itu dikejar melebihi apapun, bahkan kenikmatan yang kelihatannya tidak berdosa sekalipun. Yesus juga secara tidak langsung menyatakan bahwa "tempat tinggal" manusia yang sesungguhnya adalah berada di "rumah Bapa", dalam artian selalu bersekutu dan berhubungan dengan Tuhan, sebab analoginya, dengan tinggal di dalam satu rumah yang sama, maka orang-orang yang ada di dalamnya akan memiliki relasi yang kuat. Tuhan tidak ingin umatNya mencoba mengais-ais "kesenangan duniawi", padahal di dalam persekutuan dengan Dia, Tuhan hendak menyediakan suatu kesenangan yang sejati yang berlimpah.
Sebaliknya, anaknya yang sulung, sekalipun memang tidak pergi dari rumah bapanya, namun ia bekerja pada bapanya dengan berorientasi pada upah. Ia lama memendam keinginan untuk diperlakukan secara khusus oleh bapanya oleh karena ia menjadi satu-satunya anak bapanya, namun perlakuan itu tak kunjung datang. Padahal ia lupa, seluruh milik bapanya itu adalah miliknya juga. Bila ia ingin mengadakan pesta atau apapun yang ia suka, tentu bapanya tidak akan melarang. Namun dengan itu, dapat diketahui bahwa anak yang sulung ini pun tidak memiliki kasih, selalu menuntut penghargaan demi penghargaan dari bapanya. Ia bekerja hanya untuk dirinya sendiri.
Di akhir pengajarannya Yesus menekankan tujuanNya datang ke dunia adalah untuk mencari orang-orang yang terhilang, seperti kata-kata bapa itu:
Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. (Lukas 15:32)
Demikian pula Ia menekankan bahwa Ia tidak ingin umat-umatNya menjadi seperti anak yang sulung yang hanya memikirkan diri sendiri, tidak memiliki kasih terhadap adiknya yang bungsu, namun Ia ingin agar umat-umatNya peduli terhadap orang-orang yang belum mengenal Yesus.
Perumpamaan tentang anak yang hilang, seperti juga perumpamaan tentang domba yang hilang dan perumpamaan tentang dirham yang hilang, selalu diakhiri dengan pesta besar ketika hal yang hilang itu diketemukan. Dan semua perumpamaan itu berbicara tentang orang-orang berdosa yang belum mengenal Kristus. Bahkan, ada sukacita yang besar di Sorga oleh karena satu orang berdosa bertobat (Lukas 15:7) . Oleh karena itu mengapa dalam ketiga perumpamaan tersebut selalu diakhiri dengan pesta besar.
B. PERUMPAMAAN DUA ORANG ANAK
Perumpamaan tentang dua orang anak adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 21:28-32. Perumpamaan tentang orang hipokrit ini disampaikan dalam bentuk tanya jawab interaktif antara Yesus dan imam-imam serta tua-tua bangsa Yahudi.
"Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." (Matius 21:28-31a)
Penjelasan
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya." (Matius 21:31b-32)
Menurut Yesus adalah lebih baik bagi orang yang berdosa dan seolah-olah menolak perintah, namun akhirnya bertobat dan percaya ─ daripada orang yang nampaknya saleh dan seolah-olah mematuhi perintah (yang pada saat itu menunjuk pada imam-imam serta tua-tua bangsa Yahudi), namun tidak bertobat dan tetap berdosa. Ditekankan Yesus bahwa orang yang hatinya bertobat dan benar-benar melakukan perintah, bukan hanya di mulut saja, merekalah yang akan mendahului masuk Kerajaan Sorga.
C. PERUMPAMAAN DUA MACAM DASAR
Perumpamaan dua macam dasar adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Kisah ini tercantum di dalam Matius 7:24-27 dan Lukas 6:47-49.
Dua macam dasar
Perumpamaan ini menceritakan tentang dua orang, yang seorang bijaksana dan yang lain seorang yang bodoh. Orang yang bijaksana digambarkan mendirikan rumahnya di atas batu, sedangkan orang yang bodoh mendirikannya di atas pasir (Matius) atau tanah tanpa dasar (Lukas). Kemudian kedua rumah tersebut dilanda hujan dan banjir serta angin; rumah orang yang bijaksana digambarkan tetap berdiri setelah badai berlalu sebab dibangun dengan dasar yang kuat, yaitu batu; sedangkan rumah orang yang bodoh itu rubuh setelah dilanda badai sebab dibangun di atas dasar yang mudah goyah, yaitu pasir.
Penjelasan
Yesus sendiri yang menjelaskan tentang perumpamaan ini. Orang yang mendirikan rumahnya di atas batu melambangkan orang yang mendengar perkataan Yesus dan melakukannya, maka ketika hidupnya dilanda badai, ia akan tetap setia karena landasannya teguh; sedangkan orang yang mendirikan rumahnya di atas pasir melambangkan orang yang mendengar perkataan Yesus tetapi tidak melakukannya, maka ketika hidupnya dilanda badai, ia akan jatuh karena ia tidak mempunyai landasan yang kokoh.
D. PERUMPAMAAN TENTANG SEORANG PENABUR
Perumpamaan tentang seorang penabur adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 13:3-23, Markus 4:1-20, dan Lukas 8:4-15.
Seorang penabur benih.
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang penabur benih yang menaburkan benihnya. Dikisahkan bahwa benih yang ditaburkan jatuh ke empat jenis tanah:
1. sebagian benih jatuh di pinggir jalan
2. sebagian benih jatuh di tanah yang berbatu-batu
3. sebagian benih jatuh di tengah semak duri
4. sebagian benih jatuh di tanah yang baik
dan masing-masing benih tersebut bertumbuh berbeda-beda tergantung jenis tanahnya:
1. benih di pinggir jalan diinjak orang (kitab Lukas) dan dimakan habis oleh burung
2. benih di tanah yang berbatu-batu tumbuh dengan cepat tapi segera layu dan kering karena tidak berakar (Matius dan Markus) dan tidak mendapat air (Lukas)
3. benih di tengah semak duri terhimpit hingga mati dan tidak berbuah (Markus)
4. benih di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat (Matius dan Markus), ada yang tiga puluh kali lipat (Matius dan Markus)
Penjelasan
Yesus sendiri yang menjelaskan tentang perumpamaan ini kepada murid-muridNya saja. Penabur yang menaburkan benih adalah orang yang menaburkan Firman Tuhan. Benih yang jatuh ke tanah adalah firman yang masuk ke hati manusia. Setiap jenis tanah melambangkan jenis hati yang berbeda-beda:
1. di pinggir jalan melambangkan hati orang yang tidak mengerti firman yang dikabarkan dan datanglah iblis yang merampas firman tersebut dari hatinya, "supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan" (Lukas)
2. di tanah yang berbatu-batu melambangkan hati orang yang mendengar firman tersebut dan menerimanya, namun ia tidak tahan pencobaan, dan dalam masa pencobaan ia murtad
3. di tengah semak duri melambangkan hati orang yang mendengar firman tersebut tetapi terbuai oleh hal-hal duniawi (kekuatiran, kekayaan, kenikmatan hidup) sehingga ia tidak berbuah
4. di tanah yang baik melambangkan hati orang yang mendengar firman tersebut dan mengerti (Matius) atau menyambut (Markus) firman tersebut dan menyimpannya dalam hati (Lukas), dang mengeluarkan buah. (Buah dalam perupamaan-perumpamaan Yesus melambangkan hasil dari kematangan dan kedewasaan spiritual. Lihat pula Buah-buah Roh)
E. PERUMPAMAAN LALANG DI ANTARA GANDUM
Perumpamaan tentang lalang di antara gandum adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 13:24-30.
Lalang di antara gandum
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang yang menaburkan benih gandum yang baik di ladangnya. Dikisahkan bahwa ketika semua orang tidur, musuhnya datang lalu menaburkan benih lalang (ilalang) di antara benih gandum itu lalu pergi. Kedua tanaman itu bertumbuh bersama, lalu hamba penabur tersebut menanyakan asal benih lalang tersebut yang dijawab oleh tuannya bahwa benih lalang tersebut ditabur oleh musuhnya. Hamba-hambanya lalu mengusulkan untuk mencabuti lalang tersebut namun tidak diijinkan karena sang tuan tidak mau benih gandum yang baik ikut tercabut bersama-sama dengan lalang tersebut. Sang tuan lalu berkata bahwa lebih baik mereka dibiarkan tumbuh bersama hingga masa penuaian, di mana keduanya dapat dipisahkan, lalang akan diikat lalu dibakar, gandum akan dikumpulkan di dalam lumbung.
Penjelasan
Yesus tidak memberi penjelasan yang lebih mendalam tentang perumpamaan ini karena Ia menggunakan lambang-lambang yang sering Ia pakai di perumpamaan-perumpamaan lainnya (misalnya perumpamaan seorang penabur). Penabur benih gandum dalam cerita ini melambangkan Allah dan hamba/pekerja-pekerjanya adalah para hamba Tuhan. Benih melambangkan orang yang mendengar dan melakukan firman Tuhan (bandingkan dengan benih yang jatuh di tanah yang baik dalam perumpamaan seorang penabur), sedangkan lalang melambangkan orang-orang lainnya (dapat pula berarti agen-agen si jahat). Musuh tuan tersebut melambangkan iblis yang adalah musuh Allah. Waktu menuai/masa penuaian melambangkan akhir jaman pada saat orang yang benar akan dihakimi bersama-sama orang yang jahat, dan orang yang benar akan masuk ke Sorga sedangkan orang yang berdosa akan dihukum.
Lebih lanjut, percakapan antara hamba dan tuannya dapat ditafsirkan sebagai pertanyaan orang percaya kepada Allah mengapa ada kejahatan di dunia jika Allah hanya menciptakan yang baik. Jawaban Allah menunjukkan bahwa kejahatan ada di dunia karena perbuatan iblis. Keputusan Allah untuk menunggu hingga akhir jaman mengisyaratkan bahwa kejahatan akan dibiarkan berada di bumi hingga semua 'benih' tersebut telah 'matang'.
Lambang Makna
Penabur Allah
menabur menciptakan
benih gandum orang benar
ladang dunia
musuh iblis
benih lalang orang yang tidak mau bertobat
hamba hamba Tuhan/pelayan Tuhan
mencabut mengadili
waktu menuai akhir jaman
dibakar dihukum (ke dalam neraka)
dikumpulkan ke dalam lumbung masuk ke Kerajaan Sorga
F. PERUMPAMAAN BIJI SESAWI
Perumpamaan biji sesawi adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 13:31-32, Markus 4:30-34, dan Lukas 13:18-21.
Biji sesawi
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang yang menaburkan biji sesawi di ladangnya.
Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya. (Matius 13:32)
Penjelasan
Yesus menceritakan perumpamaan ini bersama-sama dengan perumpamaan ragi. Biji sesawi yang kecil melambangkan firman Tuhan yang tidak mencolok, pekerjaan Tuhan yang dimulai dalam bentuk yang sangat kecil dan tidak kelihatan, namun begitu biji ini mendapatkan tanah yang subur, yaitu hati orang yang melakukan firman Tuhan, maka firman tersebut akan bertumbuh besar di dalam orang tersebut dan banyak orang akan beroleh kebaikan karenanya (dilambangkan dengan burung-burung yang membuat sarang di pohon tersebut).
G. PERUMPAMAAN RAGI
Perumpamaan tentang ragi adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 13:33 sebagai kelanjuta dari perumpamaan biji sesawi dan Lukas 13:20-21. Perumpamaan ini merupakan salah satu perumpamaan terpendek yang digunakan Tuhan Yesus. Ragi.
Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat[1] sampai khamir seluruhnya. (Matius 13:33)
Penjelasan
Sama seperti jaman sekarang, pada jaman Yesus, ragi adalah bahan adonan yang dicampurkan ke dalam tepung terigu sehingga adonan tersebut akan mengembang ketika dipanggang. Tepung terigu yang tidak dicampur dengan ragi tidak akan mengembang ketika dipanggang dan tidak akan dapat dimakan. Sama seperti perumpamaan biji sesawi, perumpamaan ini menunjukkan bahwa firman Tuhan yang tidak mencolok, pekerjaan Tuhan yang dimulai dalam bentuk yang sangat kecil dan tidak kelihatan (dilambangkan dengan ragi) diperlukan oleh setiap manusia (dilambangkan dengan adonan tepung) untuk bertumbuh dengan benar.
H. PERUMPAMAAN TENTANG HARTA TERPENDAM
Perumpamaan tentang harta terpendam adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 13:44. Perumpamaan ini merupakan salah satu perumpamaan terpendek yang digunakan Tuhan Yesus. Perumpamaan ini memiliki persamaan dengan perumpamaan mutiara yang berharga yang dicatat di ayat berikutnya.
Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.
Penjelasan
Perlambangan Kerajaan Sorga seperti harta yang terpendam bermakna bahwa tidak semua orang menyadari akan keberadaan Kerajaan Sorga tersebut. Hanya orang yang mau menggali atau mencari tahulah yang menyadari keberadaannya. Orang yang menyadarinya digambarkan akan menjual segala miliknya, yaitu harta benda duniawinya, yang akan dianggapnya tidak berharga/tidak sepadan dibanding dengan harta/Kerajan Sorga yang baru ditemukannya.
Yesus menceritakan perumpamaan ini untuk memberitahukan bahwa hidup dengan menuruti firman Tuhan membutuhkan pengorbanan-pengorbanan duniawi yang terkadang tidak semua orang dapat merelakannya, namun Yesus menjanjikan bahwa upah yang akan diperoleh orang-orang tersebut adalah Kerajaan Sorga.
Penafsiran lainnya mengganggap bahwa orang yang disebut dalam kisah tersebut adalah Yesus yang membeli ladang tersebut dengan darahNya (mati disalib) yang akhirnya mendapatkan harta yang terpendam, yaitu orang-orang yang percaya.
I. PERUMPAMAAN MUTIARA YANG BERHARGA
Perumpamaan tentang mutiara yang berharga adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 13:45-46. Perumpamaan ini merupakan salah satu perumpamaan terpendek yang digunakan Tuhan Yesus. Perumpamaan ini memiliki persamaan dengan perumpamaan harta terpendam yang dicatat di ayat sebelumnya.
Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.
Penjelasan
Perlambangan Kerajaan Sorga seperti mutiara yang indah bermakna bahwa tidak semua orang mampu memiliki Kerajaan Sorga tersebut. Hanya orang yang mau mencarinya yang akan menemukannya, dan untuk mendapatkannya orang tersebut harus mengorbankan seluruh miliknya.
Penafsiran lainnya mengganggap bahwa mutiara melambangkan orang-orang yang percaya yang dibeli Yesus dengan darahNya (mati disalib)
J. PERUMPAMAAN PUKAT
Perumpamaan pukat adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 13:47-50. Dalam perumpamaan ini, Yesus mengajar tentang Sorga, neraka, dan akhir jaman.
Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. (Matius 13:47-48)
Penjelasan
Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. (Matius 13:49-50)
Pada jaman Yesus, terdapat 54 macam ikan di danau Galilea. Ikan yang berharga dan yang tidak berharga harus dipisahkan, dan yang tidak berharga akan dibuang.
K. PERUMPAMAAN DOMBA YANG HILANG
Perumpamaan tentang domba yang hilang adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 18:12-14 dan Lukas 15:3-7.
[sunting] Domba yang terhilang
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang gembala domba yang memiliki seratus ekor domba. Pada suatu hari salah seekor dombanya hilang, dan ia meninggalkan domba yang lainnya di pegunungan dan mencari seekor yang tersesat. Diceritakan bahwa ketika gembala tersebut menemukan domba yang hilang, maka kegembiraannya atas seekor domba itu lebih dari 99 ekor domba yang tidak sesat.
Penjelasan
Domba merupakan lambang yang sangat sering dijumpai di dalam Alkitab sejak jaman sebelum Daud, gembala domba yang menjadi raja Israel. Domba adalah binatang yang sangat bodoh yang tidak mampu mencari makan/minum sendiri tanpa tuntunan gembalanya, apalagi melindungi dirinya. Domba merupakan perlambangan dari manusia. Domba yang sesat/hilang melambangkan manusia yang berdosa/kehilangan kemuliaan Allah, sedangkan domba yang tidak sesat melambangkan orang yang benar, yaitu mereka yang telah percaya kepada Yesus, bertobat dari dosanya, dan kembali ke jalan yang benar. Setiap orang Kristen dilambangkan dengan seekor domba.
Gembala domba, di sisi lain, adalah orang yang mencukupi kebutuhan domba-dombanya, melindungi mereka dari serangan binatang buas, mengobati mereka yang terluka, dan menuntun mereka ke mana-mana. Sang Gembala Agung menunjuk pada sosok Yesus, dan titel 'gembala manusia' diteruskan hingga kini untuk menyebut seorang pendeta Kristen, yaitu gembala sidang.
Perumpamaan ini dijelaskan oleh Yesus dalam ayat ke-14 dan dalam kitab Lukas ayatnya yang 7:
Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang. (Matius 18:14)
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. (Lukas 15:7)
L. PERUMPAMAAN PENGAMPUNAN
Perumpamaan pengampunan adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 18:22-35. Perumpamaan ini menceritakan tentang dosa, pengampunan, dan kasih. Yesus menceritakan perumpamaan ini untuk menjawab pertanyaan Petrus pada ayat ke-21:
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
kemudian Yesus meneruskan dengan sebuah perumpamaan yang kemudian dijelaskanNya.
Pengampunan
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang hamba yang tidak mengenal belas kasihan. Suatu ketika seorang raja menagih hutang seorang hambanya sebanyak sepuluh ribu talenta (perak). Hamba tersebut tidak mampu melunasi hutangnya, maka sang raja memerintahkan supaya ia dijual beserta anak-isterinya dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Hamba tersebut memohon belas kasihan sang raja dan sang raja mengabulkannya dan menghapus hutangnya.
Setelah keluar, hamba tersebut bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ketika ia menangkap dan mencekik kawannya itu dan menagih hutangnya, maka kawan tersebut memohon belas kasihan karena ia tidak mampu melunasi hutangnya. Tidak hanya menolak mengampuni, tetapi hamba yang tidak mengenal belas kasihan ini menjebloskan kawannya ini ke penjara sampai hutangnya lunas.
Mengetahui perbuatannya, maka kawan-kawannya yang lain sangat sedih dan melaporkannya kepada sang Raja. Raja itupun marah dan ia menyerahkan hamba yang jahat tersebut kepada algojo-algojo (atau para penyiksa) sampai hutangnya lunas.
Penjelasan
Raja di dalam cerita tersebut melambangkan Allah, dan hamba yang berhutang adalah manusia yang berdosa. Ketika Allah mau menagih perbuatan dosa yang dilakukan manusia, maka manusia tidak mampu melunasi hutang dosa mereka, karena tidak ada yang dapat diperbuat manusia untuk melunasinya. Allah berhak untuk menghukum manusia karena hal tersebut, namun karena belas kasihannya, ia mengampuni manusia dan menghapus dosa-dosa mereka (melalui Yesus yang mati disalibkan menebus hutang dosa dengan darahNya).
Manusia yang tidak tahu berterima kasih bertemu dengan saudaranya yang berbuat salah kepadanya, tidak mencontoh belas kasihan yang ditunjukkan oleh Allah, manusia malah menghakimi saudara mereka sendiri tanpa sedikitpun berbelas kasihan. Ia tidak belajar dari pelajaran yang diberikan oleh Allah bahwa Ia telah diampuni dan diberi belas kasihan, maka pada akhirnya Allah akan menghukum orang tersebut yang menindas sesamanya.
Perumpamaan ini disimpulkan oleh Yesus dalam ayat ke-35:
Maka BapaKu yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. (Matius 18:35)
Dalam Matius 18:21-22 yang mendahului perumpamaan ini Yesus mengajarkan kepada Petrus (dan murid-muridNya yang lain) untuk selalu mengampuni orang lain:
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
Pengajaran yang senada juga didapat di Lukas 17:3-4, ketika Yesus mengajar murid-muridNya:
Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.
M. PERUMPAMAAN ORANG-ORANG UPAHAN DI KEBUN ANGGUR
Perumpamaan orang-orang upahan di kebun anggur adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 20:1-16. Perumpamaan ini menceritakan tentang kerajaan Sorga, keadilan, dan iri hati.
Orang-orang upahan di kebun anggur
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang tuan yang pagi-pagi mencari pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia menemukan pekerja-pekerja, mereka sepakat dengan upah sedinar[1] sehari. Pukul sembilan pagi, sang tuan menemukan orang-orang yang menganggur yang lain, lalu sang tuan menyuruh mereka bekerja di kebunnya dengan upah yang sang tuan anggap pantas. Kira-kira pukul dua belas dan tiga petang dan lima petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.
Malam harinya, ketika para pekerja hendak pulang, sang tuan membayar masing-masing dari mereka satu dinar. Para pekerja yang datang lebih pagi bersungut-sungut kepada tuannya, karena mereka mengira akan mendapat lebih banyak uang. Tetapi tuan tersebut menjawab bahwa ia bebas mempergunakan miliknya, termasuk menunjukkan kemurahan hatinya untuk orang yang masuk terakhir, dan ia mengingatkan mereka untuk tidak iri hati.
Penjelasan
Tuan di dalam cerita tersebut melambangkan Allah, dan hamba-hambanya adalah manusia yang berdosa. Allah memanggil dan menyelamatkan manusia dari dosa (kepengangguran) atas inisiatif Allah sendiri. Ia memberikan manusia pekerjaan di dunia (kebun anggurnya) untuk mengusahakan dunia ini. Pekerja yang dipanggil di pagi hari melambangkan orang yang percaya sejak muda. Semakin sore menunjuk kepada usia yang semakin tua ketika percaya kepada Yesus. Di akhir jaman nanti (malam hari), Allah akan mengumpulkan orang percaya (pekerja-pekerjanya) dan membagikan upah mereka, yaitu keselamatan (sedinar uang). Upah tersebut tidak dibeda-bedakan dalam arti mereka yang percaya sejak lahir tidak mendapat upah yang lebih besar dari mereka yang percaya menjelang ajal.
Yesus memperingati murid-muridNya supaya tidak iri hati, karena pengampunan dan keselamatan adalah karunia yang diberikan Allah - dengan kata lain merupakah hak prerogatif Allah - dan manusia tidak dapat mengharapkan lebih daripada yang Tuhan mau berikan. Perumpamaan ini tidak berarti bahwa menjadi orang percaya sejak muda adalah sebuah kerugian, karena seperti pekerja yang tidak tahu kapan ia akan dipanggil, manusia juga tidak tahu kapan ia akan mati dan menghadapi penghakiman. Panggilan pada usia muda maupun pada usia lanjut adalah semua hasil karya Allah yang sama sekali tidak berhubungan dengan usaha manusia (maupun sebaliknya ketiadaan usaha manusia).
Di akhir pengajarannya Yesus menasihatkan:
Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang
N. PERUMPAMAAN PENGGARAP-PENGGARAP KEBUN ANGGUR
Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 21:33-44, Markus 12:1-12, dan Lukas 20:9-19.
Penggarap-penggarap kebun anggur
Ada seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain untuk waktu yang agak lama. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu, lalu menyuruh mereka pergi dengan tangan hampa. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu.
Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.
Penjelasan
Tuan tanah tersebut melambangkan Allah dan para penggarap kebun anggur adalah orang-orang Israel (lebih tepatnya para pemimpin agama seperti orang-orang Farisi. Lihat Matius 21:45). Allah berulang kali mengirim utusannya, nabi-nabi, kepada orang Israel dengan harapan mereka akan bertobat, namun orang-orang Israel tidak mendengarkan mereka dan bahkan membunuhi nabi-nabi tersebut. Akhirnya Allah mengirimkan sang Anak yang dikasihi, yaitu Yesus, namun ketika orang Israel melihat dan mendengar Yesus, mereka membunuhnya (dalam hal ini perumpamaan Yesus tersebut menubuatkan tentang apa yang akan terjadi pada Yesus)
Allah kemudian akan menghukum Israel dan memberikan keselamatan kepada bangsa-bangsa lain yang belum mengenal Tuhan seperti tertulis pada Matius 21:42-42
Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu [orang Israel] dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. (Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.)
O. PERUMPAMAAN PERJAMUAN KAWIN
Perumpamaan tentang perjamuan kawin adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 22:1-14. Perumpamaan ini hampir sama dengan perumpamaan yang ditulis Lukas yang bertajuk perumpamaan orang-orang yang berdalih.
Perjamuan kawin
Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.
Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.
Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih. — Matius 22:2-14
Penjelasan
Raja tersebut melambangkan Allah, dan perjamuan kawin tersebut melambangkan Surga. Para undangan melambangkan umat pilihan Allah, yakni bangsa Israel. Allah mengundang umat pilihannya, namun mereka tidak mau datang. Allah lalu mengutus Yesus kepada orang Israel, namun orang Israel tetap tidak mau percaya, dan bahkan menangkap, menyiksa dan membunuh Yesus. Maka Allah lalu menghukum mereka dengan menghancurkan Israel oleh bangsa Romawi dan bangsa-bangsa lainnya sehingga bangsa Israel tercerai-berai hingga abad ke-20.
Lalu Allah berpaling kepada bangsa-bangsa lain dan memberikan anugerah keselamatan kepada segala bangsa. Ia mengutus hamba-hambanya yang lain, yaitu para misionaris-misionaris ke seluruh dunia untuk mengundang orang-orang masuk ke dalam kerajaan Surga. Banyak orang jahat maupun baik yang mendengar undangan tersebut dan mau datang, namun orang-orang yang jahat datang tanpa mempersiapkan diri, yang dilambangkan dengan tidak berpakaian pesta. Allah akan menghukum mereka dengan melemparkan mereka ke neraka (kegelapan yang paling gelap). Di akhir perumpamaan itu Yesus memberi konklusi:
Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih. (Matius 22:14)
P. PERUMPAMAAN POHON ARA
Perumpamaan pohon ara dan Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah adalah dua buah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Perumpamaan pohon ara tercantum di Matius 24:32-35, Markus 13:28-31, dan Lukas 21:29-33 sedangkan perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah tercantum di dalam Lukas 13:6-9.
Pohon ara yang tidak berbuah
Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
Q. PERUMPAMAAN BERJAGA-JAGA
Perumpamaan berjaga-jaga atau Nasihat supaya berjaga-jaga adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 24:37-44, Markus 13:33-37, dan Lukas 21:34-36. Ini adalah satu-satunya perumpamaan Yesus yang berbentuk nasihat. Nasihat ini hampir sama isinya dengan perumpamaan hamba yang menantikan tuannya.
Berjaga-jaga
Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta, supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah! Markus 13:33-37
R. PERUMPAMAAN HAMBA YANG SETIA DAN HAMBA YANG JAHAT
Perumpamaan hamba yang setia dan hamba yang jahat adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 24:45-51 sebagai kelanjutan dari perumpamaan berjaga-jaga dan dalam Lukas 12:41-48 sebagai kelanjutan dari perumpamaan kewaspadaan
Hamba yang setia dan hamba yang jahat
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang hamba yang setia dan seorang hamba yang jahat yang dipercayai oleh tuannya. Pada saat tuannya melihat hamba yang setia melakukan tugasnya, tuan tersebut akan mengangkatnya menjadi pengawas segala miliknya. Tetapi hamba yang jahat berpikir bahwa tuannya tidak datang-datang dan mulai memukuli hamba-hamba lain, dan bermabuk-mabukan, maka ketika tuan tersebut datang dengan tiba-tiba dan melihatnya, tuan tersebut "akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi" (ayat 51)
"Hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan.
Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut." (Lukas 12:47-48)
S. PERUMPAMAAN GADIS-GADIS YANG BIJAKSANA DAN GADIS-GADIS YANG BODOH
Gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh atau perumpamaan sepuluh anak dara adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 25:1-13.
Gadis yang bijaksana dan gadis yang bodoh
Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya. — Matius 25:1-13
T. PERUMPAMAAN TALENTA
Perumpamaan tentang talenta atau perumpamaan tentang uang mina adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 25:14-30 dan Lukas 19:12-27
Talenta
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang tuan yang mempercayakan uangnya kepada ketiga hambanya. Hamba yang pertama dipercayakan lima talenta, yang kedua dipercayakan dua, yang ketiga dipercayakan satu. (dalam kitab Lukas disebutkan sang tuan membagikan sepuluh mina kepada sepuluh hambanya, masing-masing menerima satu mina, namun pada akhirnya hanya tiga pula yang diceritakan). Setelah itu sang tuan pergi.
Diceritakan hamba yang pertama yang dipercayakan lima talenta berhasil memperoleh laba lima talenta, sementara hamba yang kedua yang dipercayakan dua talenta berhasil memperoleh laba dua talenta, namun hamba yang ketiga yang dipercayakan satu talenta menyembunyikan uangnya sehingga tidak mendapat laba apa-apa. (dalam kitab Lukas disebutkan hamba I memperoleh laba 10 mina, hamba II memperoleh laba 5 mina, sedangkan hamba III juga menyimpan uangnya.)
Setelah sang tuan kembali dan bertemu dengan hamba pertamanya, maka sang tuan memberinya tanggung jawab yang lebih besar (dalam kitab Lukas disebutkan ia diberikan sepuluh kota), lalu hamba keduanya juga diberikan tanggung jawab yang lebih besar (dalam kitab Lukas disebutkan ia diberikan lima kota), tetapi hamba yang ketiga dihukum, dan uang yang dipercayakan kepadanya diberikan kepada hamba yang pertama.
Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Matius 25:29-30
U. PERUMPAMAAN DOMBA DAN KAMBING
Perumpamaan domba dan kambing atau perumpamaan penghakiman terakhir adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 25:31-34
Domba dan kambing
Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Matius 25:31-34
Perumpamaan pelita dan ukuran
Perumpamaan tentang pelita dan tentang ukuran adalah dua buah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Perumpamaan tentang pelita tercantum di dalam Lukas 8:16-18, lalu diulangi dalam Lukas 11:33-36. Markus 4:21-25 menceritakan tentang kedua-duanya. Kedua perumpamaan ini memiliki paralel dengan Kotbah di Bukit Yesus (Matius 5:15-16, Matius 6:22-23)
V. PELITA DAN UKURAN
Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya." — Markus 4:21-25
Penjelasan
Lukas 11:33-36 dan Matius 6:22-23 dapat digunakan untuk menerangkan perumpamaan tersebut
Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu. Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan. Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya.
W. PERUMPAMAAN ORANG SAMARIA YANG MURAH HATI
Orang Samaria yang murah hati adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 10:25-37. Perumpamaan ini menggambarkan cinta kasih yang tidak terbatas, bahkan cinta kasih kepada orang yang membenci sekalipun. Cerita ini penting, sebab ini adalah salah satu asas atau dasar agama Kristen yaitu: cinta kasih sesama.
Orang Samaria yang murah hati
Yesus mengisahkan cerita ini kepada seorang ahli Taurat yang menanyakan kepadanya, apa yang harus diperbuatnya untuk mendapatkan hidup kekal.
Maka ujar Yesus sambil kata-Nya, "Bahwa adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; maka jatuhlah ia ke tangan penyamun, yang merampas pakaiannya serta memukul dia, lalu pergi meninggalkan dia hampir mati. Kebetulan turunlah dengan jalan itu juga seorang imam; apabila dilihatnya dia, maka menyimpanglah ia melintas dia.
Sedemikianpun seorang suku bangsa Lewi, apabila sampai ke tempat itu serta terpandang akan dia, maka menyimpanglah ia melintas dia. Tetapi seorang Samaria, yang sedang berjalan datang ke tempat ia terhantar; apabila terpandang akan dia, maka jatuhlah kasihannya, lalu ia menghampiri dia serta membebatkan lukanya, sambil menuang minyak dan air anggur ke atasnya; setelah itu ia pun menaikkan dia ke atas keledainya sendiri, lalu membawa dia ke rumah tumpangan, serta membela dia. Pada keesokan harinya dikeluarkannya dua dinar, diberikannya kepada tuan rumah tumpangan itu sambil katanya: Belakanlah dia, dan barang apa yang engkau belanjakan lebih daripada itu aku ganti, apabila aku datang kembali."
Penjelasan
Orang Samaria adalah orang yang dimusuhi dan dibenci oleh orang Yahudi. Karena itu, si korban dalam kisah Yesus ini sama sekali tidak mengharapkan pertolongannya, namun dari ketiga orang yang melihatnya, justru orang inilah yang turun tangan dan bersedia menolongnya.
Frase "orang Samaria yang murah hati" menjadi ungkapan sehari-hari bagi seseorang yang bersedia menolong orang lain - bahkan yang tidak dikenal sekalipun - tanpa pamrih.
X. PERUMPAMAAN ORANG YANG MEMINJAM ROTI
Perumpamaan orang yang meminjam roti adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 11:5-13
Orang yang meminjam roti
Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara.
Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?
Penjelasan
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.
Y. PERUMPAMAAN ORANG KAYA YANG BODOH
Orang kaya yang bodoh adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 12:13-21
Orang kaya yang bodoh
Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah. Lukas 12:16-21
Z. PERUMPAMAAN KEWASPADAAN
Perumpamaan kewaspadaan atau perumpamaan hamba yang menantikan tuannya adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 12:35-40Perumpamaan ini hampir sama dengan perumpamaan yang ditulis Matius dan Lukas yang bertajuk nasihat untuk berjaga-jaga.
Kewaspadaan
Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya. Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan. — Lukas 12:35-40
AA. PERUMPAMAAN ORANG-ORANG YANG BERDALIH
Perumpamaan tentang orang-orang yang berdalih adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 14:16-24. Perumpamaan ini hampir sama dengan perumpamaan yang ditulis Matius yang bertajuk perumpamaan perjamuan kawin.
Orang-orang yang berdalih
Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku. Lukas 14:16b-24
Penjelasan
Orang yang mengadakan perjamuan tersebut melambangkan Allah, dan perjamuan tersebut melambangkan Surga. Para undangan melambangkan umat pilihan Allah, yakni bangsa Israel. Allah mengundang umat pilihannya, namun mereka menolak undangan tersebut, sehingga Allah berpaling kepada orang-orang yang sebenarnya tidak layak, yaitu bangsa-bangsa bukan Israel, dan mengundang mereka semua untuk memasuki kerajaan Surga.
BB. PERUMPAMAAN BENDAHARA YANG TIDAK JUJUR
Perumpamaan bendahara yang tidak jujur atau Perumpamaan bendahara yang cerdik adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 16:1-13
[sunting] Bendahara yang cerdik
Perumpamaan in menceritakan tentang bendahara yang cerdik. Pada suatu ketika bendahara tersebut dituduh menghamburkan milik tuannya, lalu sang tuan menyuruhnya bertanggung jawab atau ia akan dipecat. Sang bendahara berpikir bahwa ia tidak dapat hidup jika ia dipecat karena ia tidak bisa kerja kasar dan ia malu untuk mengemis. Kemudian ia memiliki suatu rencana.
Bendahara tersebut memanggil satu-persatu orang yang berhutang kepada tuannya, kepada yang berhutang seratus tempayan minyak, ia membuat surat hutang yang baru sebesar lima puluh tempayan. Kepada yang berhutang seratus pikul gandum, ia membuat surat hutang yang baru sebesar delapan puluh pikul, dan seterusnya. Dengan demikian ketika ia tidak mempunyai pekerjaan nantinya, ia memiliki banyak orang yang berhutang budi kepadanya yang akan dapat membantunya.
Tuan tersebut yang mengetahuinya memuji bendahara itu karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.
Penjelasan
Menurut komentari Alkitab New Jerusalem Bible, dijelaskan bahwa biasanya para bendahara mendapatkan komisi dari hasil penjualan tuannya. Dengan mengurangi surat hutang seseorang, bendahara tersebut tidak merugikan tuannya, melainkan hanya mengorbankan keuntungan pribadinya. Oleh sebab itulah ia dipuji tuannya sebagai "cerdik".
CC. PERUMPAMAAN ORANG KAYA DAN LAZARUS YANG MISKIN
Perumpamaan orang kaya dan Lazarus yang miskin adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya Kisah ini tercantum di dalam Lukas 16:19-31.
[sunting] Orang kaya dan Lazarus yang miskin
Dalam perumpamaan ini, Yesus mengisahkan tentang kehidupan dua orang yang sangat kontras: seorang yang sangat kaya-raya, yang digambarkan selalu mengenakan pakaian yang mahal dan berpesta-pora dalam kemewahan, dan pengemis yang bernama Lazarus yang badannya penuh dengan borok dan menantikan belas-kasihan orang di dekat pintu si orang kaya itu. Untuk mengobati kelaparannya, Lazarus hanya mengharapkan sekadar pemberian sisa-sisa makanan yang jatuh dari meja si orang kaya. Namun jangankan belas-kasihan, yang datang menghampiri Lazarus justru adalah anjing-anjing yang menjilati boroknya. Dari gambaran ini, tampak Yesus ingin melukiskan betapa hinanya keadaan si miskin Lazarus di dunia.
Pada suatu hari, baik Lazarus maupun si orang kaya itu meninggal dunia. Kini keadaan malah berbalik seratus delapan puluh derajat. Lazarus yang miskin justru disambut oleh para malaikat dan dibawa ke pangkuan Abraham, leluhur Israel. Dari gambaran ini terlihat bahwa Lazarus memperoleh kemuliaan yang tinggi.
Tentang si orang kaya, ternyata ia menderita sengsara di alam maut. Ia hanya dapat melihat dari kejauhan Abraham dan Lazarus yang duduk di pangkuannya. Melihat ini, si orang kaya berseru kepada Abraham agar kiranya Lazarus dapat disuruh meneteskan setitik air di lidahnya, karena ia sangat menderita. Namun Abraham mengatakan hal itu tidak mungkin terjadi.
Mendengar jawaban itu, si orang kaya kini memohon agar kiranya Abraham mengutus seseorang kepada sanak-keluarganya yang masih hidup, untuk memperingatkan mereka agar tidak mengulangi gaya hidupnya di dunia dahulu. Namun Abraham menjawab bahwa mereka telah mendengar ajaran Musa dan para nabi, dan itu mestinya sudah cukup bagi mereka.
Penjelasan
Melalui perumpamaan ini Yesus mengajarkan bahwa kepada manusia sudah cukup diberikan segala petunjuk bagaimana semestinya mereka menunjukkan kepedulian kepada sesamanya. Ia hanya perlu mengikuti semua ajaran Musa dan para nabi, dan tidak perlu menunggu keajaiban seperti mendengar laporan dari orang yang kembali dari kematian.
DD. PERUMPAMAAN HAKIM YANG TIDAK BENAR
Perumpamaan hakim yang tidak benar adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 18:1-8.
Hakim yang tidak benar
Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku. Lukas 18:2-5
Penjelasan
Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi? Lukas 18:6-8
EE. PERUMPAMAAN ORANG FARISI DENGAN PEMUNGUT CUKAI
Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 18:9-14
Orang Farisi dengan pemungut cukai
Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak.
Penjelasan
Yesus menjelaskan bahwa "Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." Orang Farisi tersebut yang melakukan hukum Taurat agar dilihat orang tidak akan dibenarkan oleh Tuhan, tetapi orang berdosa yang merendahkan dirinya dan mengakui dosanya akan diampuni.
FF. PERUMPAMAAN TENTANG UANG MINA DAN TALENTA
Adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 25:14-30 dan Lukas 19:12-27.
Mengenai Penulis : BULIR SESAWI MALUDIN SITANGGANG
S-1 Teknik Mesin USU, S-2 Material Sciences UI, Ketua Dewan Redaksi Jurnal Ilmu dan Rekayasa Teknologi Industri (JIRTI), Sekretaris Dewan Redaksi Jurnal Antariksa Nasional (JANNAS), Ahli Peneliti Muda (IV-C) LAPAN, Sekretaris LITBANG UMT, Mantan Pimpinan Jemaat (di HKBP), dll.
(Selesai)
Langganan:
Postingan (Atom)